Friday 22 April 2011

Another poems and story

Enjoy: This is my random thoughts that formed in poems and stories

Kuajarkan kau menyanyi, memetik dawai pita suaramu
Lalu kau pergi dengan lelaki bergitar usang itu
Berkelana entah kemana
Kuajarkan kau menari, melenturkan segala tungkaimu
Lalu kau hilang bersama lelaki penjual aksi itu
Berpentas ria mencipta bahagia
Kuajarkan kau menggaris lurus dan lengkung
Lalu kau candukan lelaki pencampur warna itu
Berdiam diri bersamanya dengan ribuan kertas, kuas, dan kaleng cat
Kuajarkan kau untuk sabar berdiam tanpa belajar
Lalu kau terbang dengan sang guru berkacamata itu
Menenggak jutaan keindahan yang tak bisa kuajarkan.

Berdiri di sini membuatku beku dan retak
Lima menit lagi aku lunglai dan angin akan menerbangkanku bersama daun kering
Sepuluh menit lagi aku akan hilang dalam tempat tak bernama
Dua puluh menit lagi aku akan meringkuk bersama debu dan langit yang gelap
Satu jam lagi aku akan kuyup oleh lelehan salju yang enggan bungkam
Dan ketika kau datang aku tak berwujud bentuk


Apakah kita akan terdampar
Dalam rayap sepi yang gelap
Dalam ratap perih yang gelagap
Mungkin kita akan mengurai lagi
Setiap pintal kerikuhan yang tak terucap
Dan gerak laku yang tercekat
Percayalah semua akan baik tertata
Langit akan biru gemerlap
Bunga-bunga akan mekar merekah
Dan  setiap sulur daun akan saling merengkuh
Tak pentinglah segala sakit yang tercipta
Tanpa makna dan tanpa rasa
Hanya segelintir perasaan yang terperangkap
Tenang saja maka semua akan hinggap dan terbang kembali


 Maka aku akan tinggal di sini
Bercerita banyak tentang aliran sungai dan tanah yang tak lagi ditumbuhi pepohonan
Tentang diri yang tak lagi percaya
Tentang pengkhiatan
Tentang kebohongan
Keangkuhan sebuah kebohongan
Dan rasa yang tercipta dari beribu jiwa kecewa
Aku akan tetap tinggal di sini
Hingga langit kembali hujan
Dan mengisi setiap jeluk tanah
Tak ada cerita banjir atau kering-kerontang
Tak ada cerita mati di tengah bumi yang kaya
Tenanglah aku tetap akan di sini
Meminta sebuah doa


Apakah kita akan berhasil?
Mungkin lain waktu
Mungkin bukan kali ini
Mungkin tidak dalam cerita ini
Apakah ada yang lebih baik dari penawaran yang penuh dengan kata mungkin
Agaknya ada
Agaknya tidak
Semua adalah probabilitas


Bersisian kita pada sebuah kereta cepat menuju surga
Seperti biasa, di tengah perjalan sejumlah orang dengan seragam dan dipimpin seorang kondektur
Datang memeriksa tiket-tiket kita
Di depanku kulihat ada bapak tua yang berpura-pura tidur
Matanya mencuri lirik sesekali memastikan  jarak yang tersisa antaranya dan pemeriksa tiket
Sedang kau coba meraih tas dan merogoh tiketmu
Aku santai karena yakin tiketku tersemat manis dalam sakuku
Kau kelihatan agak panik ketika itu 
Sedangku tetap sibuk memastikan si bapak tua
Kau makin panik, kulihat dari gaduh yang kau cipta ketika merogoh tasmu
Bahkan beberapa benda jatuh ke lantai dan berhasil mencuri perhatian banyak orang
Aku bertanya kenapa, kau menjawab karena
Tiketmu, yang kau yakin berada dalam tas, tak berhasil kautemukan sedang para pemeriksa tiket sudah begitu dekat
Sementara, hanya dua orang yang tersisa dari tempat kita bersisian
Coba periksa lagi pasti ada, berharap kataku menjadi mantra yang menentramkan
Kau sibuk merogoh lagi tasmu untuk kedua kali
Dalam selibas mata kulihat sang bapak tua yang pura-pura tidur juga memperhatikan kita, lalu merapatkan matanya lagi ketika sadar aku sadar perilakunya
Leganya saat kau teriak ini dia dan pemeriksa tiket berada dihadapanmu
Akhirnya kau menemukannya
Sementara itu aku mulai merogoh kantongku untuk mengambil tiketku
Tiketnya bung?
Ada perasaan aneh dalam beberapa detik setelah itu
Aku tak menemukan tiket yang yakin kusemat di dalam saku
Aku gelagapan dan mulai merogoh saku sekali lagi
Tetap tak ada
Aku berdiri dan mencoba menemukannya dalam saku celana
Detik serasa menerkam, panik menjalar, semua orang melirik
Dan kau berkata: coba di dompet
Aku tahu tak mungkin, tapi coba pula saranmu
Tak kutemukan
Satu kali lagi kuperiksa
Tak ada. Dimanakah tiketku menuju surga
Tiketnya Bung?
Pemeriksa tiket mulai tak sabar dan memanggil sang kondektur
Aku lemas, kau bingung berkata apa, bapak tua itu melirik lagi
Agaknya semua pemeriksa karcis kini berkumpul di depanku ditambah seorang kondektur yang bertubuh tegap gempita
Maaf! Anda tak bisa melanjutkan perjalanan ini, seraya memintaku berdiri dan menuju pintu keluar
Ketika rem diinjak maka aku dipaksa keluar
Dan seketika kereta meluncur kembali
Sekelebat ku melihat kau melihatku dengan khawatir dan kecewa
Dan sang bapak tua yang tersenyum sinis sambil melambai-lambaikan sebuah tiket
Seketika aku sendiri membayangkan kau dan bapak tua itu
Menyesal atas diriku dan surga yang tinggal mimpi



Wednesday 20 April 2011

The Place I'll Go

Judul The Place I'll Go diambil dari judul salah satu buku bergambar favorit saya 'The Place You'll Go'nya Dr. Seuss. Buku yang menurut saya bercerita tentang pilihan, petualangan, dan pahit manisnya sebuah perjalanan. Tapi yang ingin saya tulis hari ini, tidaklah seserius itu. Cerita yang ingin saya bagi adalah tempat-tempat yang paling sering saya kunjungi selama saya tinggal di sini, 'The Place I'll Go" and will be often go there. Here it is:

1. C-Town
Jenis Tempat: Grocery
Perkiraan waktu tempuh: 30 menit kalau jalan kaki, 15 menit naik sepeda
Frekuensi kedatangan: Tidak tentu (bisa seminggu sekali, seminggu dua kali)
Maksud kedatangan: Membeli keperluan sehari-hari (terutama makanan)
Hal yang disukai dari tempat ini: Dekat sama rumah, menjual banyak pilihan bahan makanan segar seperti buah-buahan, sayur, bumbu, daging, seafood, dsb. (dibandingkan dengan Wall mart), harga bersaing (seperti promosi aja ni)
Hal yang tidak disukai dari tempat ini: Ada beberapa cerita miring tentang kualitas barangnya (beberapa cerita tentang makanan kadaluarsa (jadi perlu selalu cek exp. date sebelum tergiur dengan murahnya harga)
Hal yang menarik dari tempat ini: Di sini tokonya orang amerika latin gitu, jadi kalau sedang belanja, kadang-kadang akan merasa sedang tidak berasa di US,  karena baik penjaga toko sama orang-orang belanjanya ngobrol dengan bahasa non-Inggris.
Pojok Favorit: Rak Buah-buahan (murah dan enak-enak)
Alamat website: http://www.ctownsupermarkets.com/

2. Old Westbury Public Library

Jenis Tempat: Perpustakaan Publik
Perkiraan waktu tempuh: 25 menit kalau jalan kaki, 10 menit naik sepeda
Frekuensi kedatangan: Tidak tentu (bisa seminggu dua kali, seminggu tiga kali)
Maksud kedatangan: Cari bahan bacaan, Menyepi, Minjam buku, dvd film/lagu
Hal yang disukai dari tempat ini: Dekat sama rumah, bukunya bagus-bagus, petugas perpustakaannya ramah-ramah, tempatnya nyaman, pinjam buku bisa sampai 28 hari (buku baru 14 hari), bisa pinjam dvd film/lagu gratis.
Hal yang tidak disukai dari tempat ini: Dvd film batas peminjamannya cuma 2 hari jadi harus buru-buru nonton dan kembaliin dvdnya. Walaupun kadang-kadang lelah sekali sepulang kerja (tetap ngeluh, he...)
Hal yang menarik dari tempat ini: Punya kartu pustaka dari tempat ini membuat saya jadi bagian dari komunitas Old Westbury ini, karena walaupun untuk publik, pustaka ini kayak pustaka komunitas gitu
Pojok Favorit: Rak buku seni, desain, dan taman, tapi yang terfavorit adalah rak buku cerita anak-anak (he.., buku bergambarnya bagus-bagus lo)
Alamat website: http://www.westburylibrary.org/

3. Islami Centre of Long Island (ICLI)
Jenis Tempat: Islamic Centre (Masjid merangkap tempat aktivitas muslim)
Perkiraan waktu tempuh: 40 menit kalau jalan kaki, 20 menit naik sepeda
Frekuensi kedatangan: Sekarang-sekarang ini seminggu sekali untuk sholat jum'at semoga selanjutnya frekuensinya bisa meningkat.
Maksud kedatangan: Sholat Jum'at, bertemu sesama muslim di US, bertemu orang Indonesia (tapi untuk yang terakhir ini belum berhasil sampai sekarang)
Hal yang disukai dari tempat ini: Halaman depannya bagus. Pada musim semi seperti ini bunga-bunga yang di depannya bermekaran. Nyaman dan damai ketika berada di dalamnya (nyaman dalam arti merasa aman dan tenteram di tengah-tengah sesama muslim di Long Island ini) dan damai seperti senantiasa setiap masjid di mana saja.
Hal yang tidak disukai dari tempat ini: Sebenarnya bukan tidak disukai dari tempat ini, tapi keadaannya, yaitu saya harus buru-buru pulang setelah sholat jum'at berakhir, karena harus mengejar jam kerja. tidak sempat untuk sekedar berinteraksi dengan orang lain)
Hal yang menarik dari tempat ini: Di sini bisa melihat dan memerhatikan orang-orang muslim dari banyak negara (dari gaya sholat, sampai pakaian, peci, dsb.
Pojok Favorit: Dekat pintu keluar, karena harus segera kembali setelah sholat jum'at tapi kata chandra nanti akan semakin lebih awal sholat jum'atnya jadi punya waktu untuk dengar pengumuman abis sholat.
Alamat website: http://www.icliny.org/zjam/


Well, sejauh ini, inilah tiga tempat yang paling sering saya kunjungi. Walaupun demikian perjalanan di sini masih panjang dan mungkin selanjutnya makin banyak tempat-tempat tak kalah menarik, menyenangkan, penuh petualangan (halah..) yang akan sering saya kunjungi. Keep exploring...


Titou

Saturday 16 April 2011

Bingung Ngapain

Sebenarnya ingin jalan-jalan hari ini
Tapi cuaca di luar sepertinya tidak mengizinkan
Anginnya kencang, dan ramalan cuaca bilang hari ini akan hujan.
Jadi sambil mendengar artis-arstis youtube bernyanyi saya mencoba membongkar arsip-arsip lama saya.
Saya surprise menemukan catatan gundah saya (kalau memang boleh disebut begitu) ketika sedang pusing menulis skripsi beberapa waktu lalu. Ha...ha..rindu masa-masa itu lagi
Btw, ini adalah rangkaian kata-kata pendek, tidak berjudul, dan terkadang putus ditengah jalan, tapi lumayan meringankan beban pikiran saya ketika itu! Enjoy


Banyak waktu ketika hanya diam dan lengah yang tersisa
Diantara harap-harap yang melayang rendah
Sinis tersenyum
(Desperado,  ketika skripsi stuck di tengah jalan)

Di suatu siang yang tak bermatahari seekor tikus berjalan mundur
(Kurang mengerti juga maksudnya, he,,,)

Dan disinilah aku tidak berlanjut
Pusing dengan kata-kata yang lanjut
Geli dengan kata-kata lanjut
Berkhutbah menceritakan sebuah konsep mulia: keberlanjutan
Bullshit: mimpi-mimpi yang hanya tersangkut di lidah-lidah. Manis. Tapi penuh kebohongan busuk
Bosan dengan sesuatu yang berlanjut-lanjut
Seperti sesuatu  yang menggelayut tak mau lepas
Berlanjutlah terus skripsiku, walau khutbahmu hanya serangkai huruf-huruf yang telah lanjut.
 (Anda tahu dalam skripsi saya ada 287 kata-kata berkelanjutan, berlanjut, dan lanjut2 yang lain)

Setiap hari aku mendengar lelaki berbahasa cina itu menyanyi
Diiringi musik-musik yang indah tapi sendu seperti biola 
Gadis perancis itupun turut bernyanyi sendu
Hanya diiringi gitar tak berlistrik
Seperti berkata dengan sedih yang penuh
Tapi lain halnya bila wanita dan pria india itu yang bernyanyi
Mereka sangat centil
Lenggak-lenggok suara sana sini
Menggoda bergembira
Dunia bahagia
Tapi terkadang laki-laki latin itu bernyanyi juga
Hatinya penuh bimbang yang nyata
kadang bahagia kadang pilu yang dalam
Suara menghentak terkadang, tapi tak jarang menyeret pula
Menari terkadang, atau berdiam di sudut ruang sesekali
Sungguh tak bisa ditebak
Atau bagaimana kalau mendengar orang-orang korea itu bernyanyi
Mereka beraninya keroyokan
Mereka sukany\a
 (Ini tentang  playlist musik saya selama menulis skripsi, tapi sayangnya tidak sempat diselesaikan, dan bagi pecinta boyband korea peace, mate!he..)
Hati kecilku berkata tak mengapa bila berhenti sesekali
Untuk rehat sejenak
Tapi jangan berlama2
Nanti lidah kelu dan tangan kaku
(Kadang memang perlu rehat sejenak)

Jangan takut untuk memulai
Jangan takut untuk berhenti
Jangan takut untuk berlari
Jangan takut


Aku ingat tentang kata berlari
Dengan segala arti baik dan buruknya
Tentang lari yang artinya menghindar
Tentang lari yang artinya kecepatan
Lari dengan konotasi positif
Dan lari dengan konotasi negatif
Aku suka kata lari dengan dualisme yang dimilikinya
Aku adalah pelari dan terkadang akupun merupakan denotasi dari kata itu
Aku suka berlari
(Setiap pagi saya lari loh! lari dari kenyataan maksudnya, he..)

Jangan pernah tanyakan dimana
Karena akupun telah lama mencarinya
Jangan tanyakan kapan
Karena akupun tengah menunggu
Jangan tanyakan apa
Karena akupun sedang mewujudkan bentuknya
Jangan pernah bertanya
Karena aku enggan menjawab
(Ketika bosan menjawab untuk setiap tanya kapan?apa?bagaimana? yang telah dan sedang menulis pasti tahu maksudnya)

Lari mari ke sana kemari
Jalan ayo mengencang memelan
Tertawa haha hihi
Nikmatilah lelah yang akan segera mengalah
Menari bernyanyi
Berguling seperti gasing
 (Mulai Gajebo)

Well itulah dia tadi beberapa rangkaian kata yang saya buat beberapa bulan lalu
Bagi teman2 lanskap atau siapa saja yang sedang menulis skrips, tetap semangat!
Ciao

Titou 


Friday 15 April 2011

learning everyday

Hari jum'at selalu menyenangkan karena besoknya libur dan besoknya lagi libur lagi. Lumayan melelahkan minggu ini tapi sangat menyenangkan. Saya ingin berbagi beberapa cerita  tentang kerjaan saya di sini selama seminggu, enjoy..

Senin: Bekerja dengan Will, kerjaannya weeding di samping mansion utama. Gulma yang disingkirkan adalah gulma yang berada di celah lantai batu. Mungkin akan terlihat sangat kurang kerjaan, tapi karena ini lokasi yang banyak dikunjungi orang, bosnya ingin lokasi ini tampil prima, sehingga gulma yang tak seberapa inipun harus dienyahkan (alat yang digunakan untuk pekerjaan ini khusus, bentuknya seperti pisau, sehingga bisa masuk di antara lantai batunya.

Setelah makan siang pekerjaan baru menanti, memangkas tanaman rododendron yang layu/kering/mati di tepi jalan menuju area kantor Old Westbury Garden (OWG). Saya bekerja 1 jam lebih lama pada hari ini untuk mengganti waktu kerja yang saya gunakan untuk sholat jum'at, jadi selama satu jam itu saya bekerja sendiri. Gergaji, pruner besar, pruner kecil adalah peralatannya. Well melakukan pekerjaan ini mengingatkan saya ketika harus menebang pohon cempaka di depan rumah saya. Ketika itu ibu saya menertawakan saya yang kesusahan menggergaji pohon itu, Ibu berkelakar 'anak laki kok, gergaji pohon aja gak bisa!) dan saya merasa malu ketika itu, he... Sekarang setelah dengan mudahnya bekerja memotong2 batang rododendron yang kurang lebih sama besarnya dan kerasnya dengan pohon rododendron ini, saya jadi berfikir ternyata peralatan yang tepat sangat membantu kita dalam bekerja. Saya menggunakan gergaji felco (tajam kuat, dan tangguh) untuk memotong batang rododendron dan Anda tahu apa yang saya gunakan ketika menebang pohon cempaka depan rumah? gergaji tipis, berkarat, meleot kesana kemari ketika digunakan (no offense) he....

Ini pruner saya dan sarungnya, brandnya felco, ukuran: 6 [maksudnya kecil, 2 bisa untuk apa aja, bingung juga bagaimana sistem penomorannya])
Ini si gergaji tangguh itu (merknya felco juga, made in swiss lo)
Gergaji felco lagi geriginya saling silang, membuat menggergaji lebih gampang (ingat iklan sikat gigi)
Selasa: Pengalaman pertama bekerja di Walled Garden bersama Kim (supervisornya). Walled Garden adalah salah satu taman yang ada di OWG (Old Westbury Garden) taman ini dikelilingi dinding dan mempunyai lay out taman formal, geometris gitu. Pekerjaan saya pada hari ini adalah menanam tanaman viola (pansy) beraneka warna. Tapi cuma setengah hari saja karena setelah makan siang, hujan turun sehingga saya diungsikan ke Greenhouse (menanam pada waktu hujan tidak begitu menyenangkan, karena tanahnya sangat basah, liat, dijamin bikin pakaian lebih kotor).

Pelajaran hari selasa salah satunya adalah tentang menanam bunga. Saya diajari Kim bahwa setelah mengeluarkan tanaman dari pot/ tray dan akan menamnya di lahan/taman yang sebaiknya dilakukan adalah memecahkan sedikit bagian akar dan tanahnya, dicubit-cubit sedikit "to encourage the root to spread outward, not just spin around in that box" Kim menjelaskan tujuannya. Mudah-mudahan mengerti ya, box itu tanah hasil dari jiplakan pot/tray maksudnya). Kata-kata encourage itu loh! saya membayangkan ratusan cacing dan hewan tanah lain menyemagati si akar untuk keluar menerobos tanah-tanah baru di sampingnya (ha..ha..dodol.com). 
Ini jenis bunga yang saya tanam, namanya viola (pansy), warnanya macam-macam yang ini biru semburat kuning
Ini adalah salah satu polanya, dan paduan warnanya, mereka memadukan tanaman sejenis african lily gitu warna ungu (bisa liat di buku galeri tanaman) dengan viola kuning. Paduan warna lainnya juga bagus-bagus

Ini adalah peralatannya: shovel (sekop kecil) dan yang biru itu saya tidak tahu namanya tapi yang jelas bukan talenan, itu adalah alas lutut ketika menanam, jadinya celana tidak kotor
Di greenhouse saya memindahkan tanaman yang telah berakar dari tray propagasi (media perrilite) ke tray tanam (media tanah). Beberapa tanaman itu merupakan hasil kerjaan saya kira-kira sebulan yang lalu (ketika pertama kali magang di sini), dan sedihnya beberapa ada yang tidak berhasil, akarnya tidak tumbuh (mungkin belum tumbuh). Mungkin tanaman/ pruning yang saya propagasi sudah terlalu tua, atau salah memotongnya. By the way, tidak apalah namanya juga belajar. Tapi taunya sebelum pulang si Scott (Supervisor green house) kembali meminta saya melakukan propagasi untuk tanaman salvia. Ternyata dia masih percaya saya untuk melakukan propagasi setelah kekurang berhasilan ini, he...(atau mungkin wajar ya kalau beberapa  hasil propagasinya tidak tumbuh akarnya (lumayan banyak juga sih). Nanti kita tanya lagi pada Scott apa yang salah.
Saya sedang pruning tanaman salvia yang akan dipropagasi

Ini tray propagasinya, medianya perrilite, yang kiri propagasi salvia, yang kanan sisa tanaman yang belum tumbuh akarnya (lupa nama tanamannya)
Gambaran Greenhousenya Scott, di sini semua tanaman yang ditanam di  OWG berasal (tapi tidak pohon-pohonnya)
Rabu: Hari yang tidak begitu baik. Saya kembali bekerja memangkas tanaman rododendron (baik rantingnya, daunnya, maupun batangnya yang mati/ akan mati) yang kali ini berada di samping mansion utama (jadi sangat-sangat visible). Mana di bawah hujan pula (kalau di ramalan cuaca bilang jenisnya shower, artinya hujan rintik-rintik gitu jadi seperti mandi pake shower, he... ). Sebagian besar tanaman rododendron ini sekarat, daunnya kering dan rantingnya mati.,Tempat ini benar-benar desperate dan membuat saya menjadi bad mood. Ternyata bekerja dikelilingi tanaman-tanaman yang mati, sekarat, sakit dapat mempengaruhi mood seseorang apalagi didramtisir dengan langit yang tak cerah dan mandi shower pula. Lengkaplah sudah.
Dalam keadaan ini saya jadi ingat tentang buku fengshui yang pernah saya baca, katanya jangan membiarkan tanaman mati tetap berada di taman/rumah. Saya bukan orang yang begitu mengikuti fengshui, tapi ternyata benar. Tanaman yang mati, atau apapun yang mati akan menguarkan energi yang negatif, menekan, dan tidak nyaman sehingga tidak baik membiarkannya berada di taman/rumah Anda .(Oh ya, katanya secara rasional fengshui memang ilmu tentang pengaturan yang berbasis dengan energi, aliran energi, dsb, jadi selama masuk akal sepertinya fengshui juga sangat menarik untuk dipelajari).

Well kembali lagi ke pekerjaan memangkas rododendron ini. Kata Will tanaman ini mati karena sudah terlalu rapat, terus tanamannya saling tumpang tindih yang satu nimpa yang lain, berebut matahari, dan juga diperparah dengan keberadaan beberapa gulma. Ada devil walking stick (gulma yang punya duri2 di batangnya, batangnya lurus vertikal tanpa cabang), trus adapula gulma pencekik yang melilit si rododendron (yang ini yang parah). Kesalahnnya mungkin karena tanaman2 ini kurang begitu diperhatikan dan ketika dicek, semuanya sudah terlambat.Kelanjutan nasib rododendron ini akan dibicarakan Will dengan Director of Horticluturenya OWG, jadi kita tunggu saja!

Kamis: Bekerja dengan Kim lagi di Walled Garden. Menanam ratusan viola warna-warni lagi. Saya suka paduan warna bunga-bunganya. Selain warna, taman ini memadukan berbagai macam bentuk, ukuran, dan volume tanaman. Kali ini saya banyak berbicara dengan Kim (Ternyata Kim tidak sedingin yang saya kira sebelumnya) Saya tanya Kim tentang historical garden. pertanyaannya sudah saya latih di rumah sejak dua hari sebelumnya (agar tidak salah, gagap, dan malu-maluin). Kira-kira pertanyaannya seperti ini:

Pembuka: I studied Lanscape Architecture in my country, there is subject about preserving historical and cultural landscape.

Inti: That make me curious is how far you can make a change or improvisation to all the element, things, here, because this is one of historical landscape, right! should be preserve! (sorry kalau tata bahasanya acak adul!he...

Untungnya Kim ngerti dan mulai menjawab. 

Kim menjawab (terjemahan bebasnya): Sebenarnya jawabannya agak complicated, tidak bisa dipungkiri memang ada perubahan-perubahan yang terjadi, baik yang alami seperti pohon background walled garden yang terus tumbuh tinggi atau atau ada tanaman-tanaman yang mati karena usia. Adapula yang memang sengaja dirubah, terutama ketika OWG dibuka jadi taman publik 59 tahun lalu. Hal yang dirubah ini terutama adalah tanaman-tanaman border taman (tanaman-tanaman kecilnya). Tapi kalau hard materilanya semua masih asli (ada beberapa yang direstorasi) seperti pergola,trail, patung, dan kolamnya). Softscapenya ada beberapa yang udah diganti, misalnya beberapa pohon yang mati atau sakit. Namun intinya secara lay out taman ini sama seperti awalanya. Pohon pengganti kalau tidak dapat kita temukan lagi sekarang, akan diganti dengan yang paling tidak mirip dengan yang lalu. Di samping itu kalaupun harus mengganti tanaman , akan diselenggarakan rapat besar dulu. Garden comittee akan membahasnya. Jadi saya tidak bisa melakukan perubahan-perubahan sesuka hati saya. Batasan yang boleh saya lakukan adalah melakukan improvisasi pada tanaman bordernya, seperti tanaman-tanaman yang kamu tanam hari ini viola, dsb. 

Selain itu, karena merupakan taman yang dimaksudkan untuk show garden, maka tanaman-tanaman border ini akan diganti setiap musim (semi, panas, gugur) dan kamu akan lihat bagaimana taman ini akan berubah dari hari ke hari), karena bunga dan tanaman-tanamannya akan bergantian tumbuh. dan tugas tahunan bahkan bulanan saya adalah terus memantau, mengevaluasi tanaman-tanaman ini. Well, begitulah kira-kira..

Saya bertanya lagi: Ada tidak catatan/site plan gitu tentang taman ini ketika awal dibangunnya?

Kim bilang: saya tidak pernah lihat sih, dan saya tidak tahu. Tapi saya punya rekaman blue print dari desainer yang kerja di taman ini ketika awal dibuka jadi taman publik. Dan beberapa tahun lalu masih ada anak yang punya tempat ini dulunya(Peggie Phips, hidup hampir 100 tahun) jadi dia melakukan semacam restorasi dari rekaman ingatannya tentang taman ini
.
dan saya berkata: oooh.... setelah mengucapkan terima kasih saya kembali bekerja karena kalau bertanya terus akan seperti di kuliahan, dan pekerjaan saya tidak akan selesai2.

Setelah percakapan ini, saya jadi bisa mempunyai gambaran yang nyata tentang apa yang dikatakan dosen pelestarian lanskap sejarah & budaya saya di kuliahan dulu tentang bagaimana lanskap sejarah itu dilestarikan.

Potongan-potongan kalimat yang saya ingat dari kuliahan: memang agak susah mengembalikan 100% seperti awalnya.......tapi bagaimana sense itu bisa dibangun kembali........layoutnya tetap sama.......dicari tanaman atau bahan yang mirip (bentuk/sifat/warna) kalau tidak bisa ditemukan yang persis sama seperti awal.....terkadang susah karena tidak ada dokumen tentang bagaimana lanskap itu dulunya.....tapi bisa juga dilakukan dari rekaman ingatan orang-orang yang pernah berinteraksi dengan lanskap itu......
Dulu kata-kata Ibu Dosen itu dimengerti tapi masih abstrak tapi sekarang saya tahu maksudnya,.he....Terima kasih Bu Dosen karena telah mengajar saya, terima kasih OSU karena menempatkan saya di sini, dan terima kasih Allah atas segala nikmat yang Engkau berikan (kok jadi acara ngucapin terimakasih ya, he,,, kayak acara award2an aja). 

Saya juga jumpa dengan beberapa volunteer yang kebetulan pada hari itu bekerja di Walled Garden. OWG memang membuka kesempatan bagi volunteer yang ingin membantu dalam merawat dan mengelola kebunnya. Kebanyakan mereka sudah opa-opa dan oma-oma, tapi mereka masih lincah-lincah lo. Hari ini mereka juga ditugaskan Kim untuk menanam tanaman-tanamn border. Saya jadi kepikiran mungkin kalau di Indonesia kakek nenek seusia mereka hanya tinggal di rumah, bingung mau ngapain, merasa sakit walaupun tidak sakit. Kalau ada kegiatan-kegiatan seperti ini tentunya positif ya..
Ini gambar 2 volunteer yang sudah opa-opa tapi masih lincah menanam viola
Lanjut lagi cerita tentang kerjanya, Setelah break lunch kerjaan saya berubah menjadi weeding...dan weeding lagi...Oh ya pada hari ini saya juga kerja overtime 1 jam, kali ini karena diajak Maura ke Children Library. Ada program nanam tanaman oleh anak2 pada hari ini dan crew OWG diminta menyiapkan tanamannya dan membantu prosesnya. Lumayan banyak anak-anak yang ikutan acara ini. Hal yang membuat saya heran/kagum adalah ternyata peserta anak laki-lakinya lebih antusias, mereka menanam 2-3 pot, sedangkan yang perempuan hanya satu terus bilang 'wah tangan saya jadi kotor, harus cuci tangan setelah ini' ha....ha.... (jadi ingat postingan minggu lalu)

Jum'at: Kembali bekerja dengan Kim, Walled Garden, Planting. Sekarang menanam Allisus. tanaman groundcover bunga warna putih kecil2. Entah mengapa mendengar kata Alisus jadi teringan Alisa Subandono (apa hubungannya ya?). Kali ini Kim mempercayakan saya untuk mengatur tanamannya (tapi mengikuti pola yang diberikan) karena sebelumnya saya hanya tinggal menanam di tempat pot tanaman itu diletakkan. He,,, senangnya dipercaya.

Dalam percakapan hari ini Kim bilang cuaca akhir-akhir ini bagus buat beberapa tanaman. Cuacanya berganti perlahan-lahan, gradual, dan tidak terlalu cepat panas. Beberapa tanaman seperti Allisus yang bisa  digolongkan sebagai half annual plant (kalau gak salah dengar ya! [artinya mereka butuh udara dingin]) kalau terlalu cepat panas mereka bisa jelek tumbuhnya. Saya lantas berfikir ternyata ketika orang-orang di sini mengeluh tentang udara dingin dan hujan yang terlalu lama berakhir ini, para tanaman pada senang karena bisa tumbuh sehat dan segar (Tuhan memang adil).

Siangnya setelah pulang sholat jum'at Anda tahu saya melakukan apa? Yup Weeding!weeding lagi..weeding lagi. Kim memberi tahu nama beberapa nama weed yang ada, sayangnya saya lupa!hee...
Ini si Alisus itu varietasnya snow carpet, ground cover
Saya sedang menyusun si Alisus dan siap menanamnya
ini salah satu sudut Walled Garden, warna-warninya akan lebih meriah kalau semua bunganya mekar
Sudut lain Walled Garden yang biru itu adalah pergolanya.
Begitulah pekerjaan saya minggu ini. Lelah tapi saya banyak belajar darinya. Btw kemarin saya kembali menonton 3 idiots dan ketawa-ketawa sendiri di kamar. Saya sangat suka film ini. Saya sangat suka pesan-pesannya. Belajar! ya belajar apa saja!ketika Rancho diusir dari satu kelas dia akan pergi ke kelas lain. Artinya belajar bisa dimana saja, apa saja, dari yang serius (seperti urusan lanskap sejarah tadi) sampai yang sederhana (cara menanam), dari yang spesifik (hortikultur) sampai yang sehari-hari (memasak, komunikasi, berhadapan dengan orang lain dsb). 

Satu lagi pesan yang saya suka dari film ini jadilah apa yang kamu suka, karena bekerja akan seperti bermain dan akan banyak belajar darinya. Pak Ben di tempat magang saya dulu pernah bilang 'Be proud of your work' banggalah dengan pekerjaan kamu. Dengan begitu kamu akan selalu berusaha menghasilkan yang terbaik.

Saya senang dengan ide magang ini, magang adalah peralihan dari belajar di bangku kuliah ke dunia kerja yang konon katanya bagai rimba raya, saling terkam, saling gigit. Saya ingat ketika suatu kali tidak ada yang menjawab pertanyaannya seorang dosen. Lalu dosen itu berkata: 'kok gak ada yang jawab?takut salah? sekarang masih kuliah tidak apa-apa salah, nanti kalau udah kerja baru gak boleh salah'. See, dan saya senang karena saya sedang berada di antara kedua tahap ini (kuliah dan kerja) jadi saya tetap boleh salah sekali-sekali, dan dengan itu saya belajar darinya untuk tidak salah lagi ketika kerja, he...

Tetap semangat dan teruslah belajar teman...

Titou

Monday 11 April 2011

Mari Bicara Gender

Beberapa lalu saya melihat postingan teman di grup kelas saya (tentong famili) tentang lowongan kerja di san diego hill (kuburan elit itu), hanya saja lowongan itu khusus buat cowok saja.

Lalu salah satu teman kelas saya yang perempuan memberi komen di bawahnya, katanya curang, ini suatu
bentuk diskriminasi gender, kenapa harus cowok?

Terus, salah satu teman cowok saya menimpali di bawahnya. Katanya: karena kerjaan di lapang berat dan di kuburan pula. trus si teman perempuan tambah panas dan menimpali lagi: Siapa bilang perempuan gak bisa kerja di lapang?

Si teman laki-laki tadi menulis komentar lagi di bawahnya bercerita kalau dia dengar cerita tentang dua
teman sekelas kami yang lain, perempuan juga, yang sedang bekerja menjadi site manager di lapang. Si teman
lelaki tadi tak menjelaskan secara detail apa yang terjadi, tapi tersirat sepertinya kedua teman perempuan tadi telah membagi cerita mereka (kalau tak mau dibilang keluh kesah) tentang tantangan (kalau
tak mau dibilang rintangan) terkait pengalaman mereka (yang perempuan) bekerja di lapang. 

Terkait dari perdebatan yang sengit itu saya ingin membagi sedikit cerita tentang apa yang terjadi di sini
beberapa waktu lalu:

Ceritanya begini. Pagi itu para intern (saya, Rob, Katya, Ale, dan Andy) ditugaskan untuk nanam beberapa
tanaman di demonstration garden. Sebelum menuju ke sana kita mengambil tanaman dulu di greenhouse.
Setiap orang dapat jatah satu troli tanaman, khusus Rob, dia bawa Kawasaki. Troli Katya, Ale, dan Andy
udah penuh jadi mereka jalan duluan, saya belakangan. Setelah troli saya penuh, supervisor saya (Maura) yang perempuan mengambil alih troli saya dan mendorongnya, katanya dia mau 'excercise her arm'. Jadi jalanlah saya dengan melenggang tanpa bawa troli. Dalam perjalanan menuju lokasi, saya dan supervisor saya
melihat Katya, Ale, Andy berhenti, sepertinya mereka bingung memilih jalan, jelaslah ini hari pertama kami  kerja di demonstration garden.

Saya merasa tidak enak karena berjalan melenggang saja tanpa membawa apa-apa, maka saya berniat berlari menuju teman-teman saya itu, untuk membantu membawa salah satu troli. Lalu, supervisor saya bilang sesuatu
(tapi saya gak ngerti, jadi cuma senyam senyum saja), trus saat saya coba menuju ke teman2 itu lagi, saya dipanggil lagi sama supervisor saya. Kali ini saya mengerti ternyata si supervisor mengetahui gelagat saya yang akan membantu teman2 itu dengan trolinya, dan dia tidak mengizinkankannya. katanya kira-kira begini. 

Biarkan mereka membawa trolinya sendiri. Di sini, dalam bekerja, perempuan dan laki-laki sama saja, pekerjaan apapun harus bisa dilakukan baik laki-laki maupun perempuan". 'Ok' saya bilang, dan saya kembali jalan melenggang. Sang supervisor melaju dengan troli saya ke depan untuk menunjukkan jalan menuju demonstration garden pada kami.

(Kan saya mau jadi gentleman gitu ya ngebantu, tapi kok gak boleh sama supervisor saya, tapi gak apa-apa
niat baik aja udah dicatat pahalanya. he,,,,)

Kejadian ini si sederhana tapi paling gak membuat saya sedikit berfikir tentang masalah gender ini. Terkait
dengan ini pula, hari ini (saya, Rob, Katya, dan Ale) membersihkan sawdust (serbuk gergaji, saya kira ketika
pertama ketika supervisor saya bilang kata ini yang dimaksud adalah 'soda', trus yang terlintas di pikiran saya,
oo mungkin kaleng2 soda gitu, tapi kok gak nyambung ya?, terus ketika saya tanya rob eee ternyata saw dust bukan soda, maklumlah bahasa inggris saya belum ok, heee). Balik lagi ke ceritanya, yang ingin saya bilang di sini bahwa ini adalah pekerjaan yang lumayan berat tapi baik intern perempuan dan laki-laki sama-sama ditugaskan untuk ini. Ini ada beberapa foto yang diambil teman saya tentang pekerjaan ini:
 Ale sedang menyekop sawdust
Ale sedang nyekop juga
Disekop dan dimasukin ke dalam ember merah itu dan di angkat dituang ke kawasaki, atau boleh juga
langsung dibawa ke kawasaki. Ehm... memang ada si sekali-sekali keluh kesah, tapi ya begitulah bekerja di
sini.

Terkait dengan ini saya juga jadi ingat pesan Pak Beni kepada seorang teman (perempuan) yang juga sama-
sama magang di MJ Flora. Katanya begini "kamu harus kerja lebih giat dan cepat lagi, kamu bakal digaji dengan nilai yang sama dengan pekerja laki2, jadi kualitas dan kuantitas pekerjaanya harus sama".

Terkadang memang sulit untuk melihat ini dari sudut pandang yang benar, maksud saya terkadang masalahnya
bisa datang dari kedua belah pihak. Terkadang laki-laki dengan egonya yang besar ingin selalu ingin jadi
yang terbaik (superior) sehingga membuat perempuan sadar atau tidak sadar menjadi makhluk yang inferior.
Saya punya pengalaman pribadi tentang ini. Beberapa waktu lalu Ale minta diajarin mengemudi kawasaki (padahal saya juga gak ok2 banget bawanya, he...) trus saya biarkan dia belajar mengemudikannya dengan agak berat hati, setelah agak lama dan tidak berjalan mulus saya bilang sini biar saya yang mengemudi 
(superior thinking, biar laki2 aja yang nyetir. Di samping itu, dalam budaya kita aneh ya kalau laki2 yang duduk dibangku penumpang). Ketika sampai di rumah saya berfikir: "kok saya seperti itu?" (karena saya laki2 tentunya, he,,,). Seharusnya saya bisa melepaskan sedikit ego saya. 

Entah terkait atau terlepas Ale bilang pada lain waktu seperti ini: Kalau saya bisa belajar masak di sini, pastinya saya juga bisa belajar mengemudikan kawasaki itu. Jadi para perempuan semangatlah selalu, jangan mau dijajah, ha....ha....

Satu sudut pandang lain, kali ini dari perempuan yang mungkin keliru adalah ketika berfikir bahkan mengutarakan "Wah, saya kan perempuan, tak sanggup mengerjakan hal itu" Ayolah itu hanya di pikiranmu, atau hanya excuse saja (bagi yang marah, berarti Anda tipe yang seperti ini, he,,,,just kidding) gaji sama, kerjaan sama dong, itu yang namanya persamaan gender, bukankah begitu? he....

Oh ya sebagai penutup saya punya satu cerita lagi. Salah satu teman kelas saya (perempuan) ada yang bekerja di sebuah resort sekarang. Dia menjadi supervisor lanskap dan bekerja di lapang. Teman saya ini
orangnya fashionable sekali dan sangat peduli dengan kecantikan. Saya ingat ketika waktu kuliah dulu dia jadi bahan candaan dosen karena pake payung waktu praktikum menanam jagung di ladang. Tapi lihatlah
sekarang dia malah harus bekerja di lapang setiap hari dan dia enjoy-enjoy saja tuh (keluh kesah sedikit biasalah). Pertanyaannya: Apakah dia masih fashionable? Jelas, itu gayanya.

Apakah masih pakai payung? kalau bagian ini saya tidak tahu, he... tapi saya rasa tidak. Bukankah ada
ada sunblock atau apalah produk lainnya yang bisa melindungi agar tetap cantik. he,,,,
Maksud saya ayolah,, to be a girl is not kind of excuse. ha...ha...

Ayo teman2 (khususnya yang perempuan) semangat selalu apapun pekerjaan kalian

You are what you think :)

Titou

Saturday 9 April 2011

memasak

Tema hari ini adalah memasak

Memasak!siapa sangka harus memasak!

Ini bukan eksperimen memasak saya yang pertama, ini yang kelima
tetapi yang pertama, kedua, ketiga, keempat adalah masakan yang sama
yaitu telur orak-arik plus-plus (plus bawang, plus seafood, plus susu, dll)
dan resep telur orak-arik ini merupakan suatu improvisasi dari telur dadar yang gagal
entah mengapa sangat susah membalik telurnya, yang lengketlah, yang keberatan sama seafoodnyalah, dan lain-lain

jadi selama beberapa hari saya mencoba berbagai macam telur orak-arik

Dan hari ini saya mencoba resep baru, resep yang ada di kepala saya, tanpa buku resep, hanya ingatan yang terputus-putus saat membantu mama memasak di dapur, inilah dia kita sambut bersama jeng..jeng..jeng tumis sayur

bisa bayangkan betapa hebohnya memasak ini..
Inilah resep saya, tanpa takaran semuanya pakai feeling:

bahan:
sayur campur (udah dijual di supermarket wortel dan kol yang udah di potong-potong)
bawang bombay
bawang merah (di sini bawang merahnya segede gaban)
 tomat
 udang
 daging kepiting
 kecap
 gula (mama bilang ini penyedap rasanya, di sini yang ada gula sachet buat minuman, walaupun begitu, hajar...)
 bubuk lada dan bawang putih (pepper & garlic)
 bubuk cabe
 minyak (saya pake minyak canola)
 air (secukupnya)
caranya:
masukkan bawang merah, bawang bombay, udang dan kepiting ke dalam minyak yang sudah panas, tumis (seingat saya kalau di resep2 kalau sudah wangi baru masukkan yang lain, tadi saya tunggu nggak wangi2, jadi timbang hangus saya masukkan saja bahan selanjutnya yaitu tomat dan sayuran, tambahkan air sedikit, tambahkan kecap, dan bumbu lainnya, yak aduk-aduk, sampai layu sayurnya lalu masukkan penyedap rasa (gula) aduk-aduk lagi, icip2 sedikit bagaimana rasanya. lalu kalau sudah yakin (tadi si pas masak gak yakin benar) angkat dan sajikan. Tadaaaaa.....

Yak bagaimana rasanya?" bayangkan sesendok sayuran, udang, dan daging kepiting yang masih mengepulkan asap, ditiup dan diicip, kemudian jeda sesaat, sang pengicip menutup mata, menikmati, dan ehm...... sambil memberi isyarak ok dengan tangan kiri, ia berkata, beneran lezatttt....

Ups.... tunggu dulu tapi bukan itu yang terjadi dalam cerita saya kali ini, saya coba sedikit, trus berkata pada diri sendiri. kok rasanya aneh ya...
(bersambung..)

Ini email saya yang akan saya kirim seminggu yang lalu untuk ai tapi entah mengapa mood saya untuk menulis tiba2 hilang dan berhenti di tengah jalan
sekarang saya lanjutkan saja

Well, rasa aneh itu ternyata karena kecapnya. kecap ini punya china. Saya membelinya di supermarket terdekat, saya kira rasa dan baunya bakal sama dengan kecap yang di Indonesia, ternyata eh ternyata rasanya jauh sekali. Apalagi sama kecap langsa, jauhlah, mana belinya sebotol gede lagi, mama bilang ketika skype lalu kalau mau beli coba dulu coba aroma dan rasanya, gimana mau dicoba ma orang disegel kok!
Sudahlah yang berlalu biarlah berlalu...

Btw, saya sudah beli rice cooker, harga $13 lumayanlah, sebenarnya ada ricecooker di rumah ini, cuma saya gak nemuin tutupnya, dan anda tahu setelah saya membeli ricecooker itu, tutupnya ketemu, ha...ha..dan peristiwa membeli ricecooker ini menjadi titik balik saya menjadi orang Indonesia lagi, karena kembali makan nasi, sebelumnya makan roti terus. tapi ternyata tetap hidup kok, he...

Ada cerita lucu dengan rice cooker ini. Kemarin pas pertama kali memasak nasi, saya memasaknya malam hari, buat 3 kali makan, malam hari test drive masaknya, dan Alhamdulillah baik2 saja, besok paginya pas mau makan pagi, stop kontaknya udah dicabut hasilnya nasinya dingin. trus andy dan katya bilang semalam kamu lupa sama nasi kamu. Wah..wah...ternyata kita beda budaya beneran, trus saya terangin bahwa memang ricecooker itu stop kontaknya terpasang sepanjang ada nasi di dalamnya. Walaupun gak sedang masak, si ricecooker membuat nasinya tetap hangat. tapi mereka berkeras, tapi kami fikir itu bahaya. Saya bilang gak papa kok saya sudah terbiasa punya ricecooker di Indonesia, terus mereka menerima dengan setengah hati, (siapa si yang biasanya makan nasi?)

Banyak memang cerita lucu tentang makanan

Btw saya sekarang jadi sering memasak. Sederhana saja, kayak tumis sayur (tapi gak pake kecap), nugget, goreng udang, kepiting, dsb. Tingkatannya masih level amatir sih, tapi akan terus belajar, yaelah masak ini doang, he...

Ternyata kalau dipikir-pikir masak itu gak mudah ya, kebayang dulu kalau mama minta dibantuin di dapur, malesnya minta ampun
padahal cuma ngaduk-ngaduk santan aja bisa pecah santan, atau kalau ngaduk mi, bisa tumpah ke mana-mana, trus mama bilang "minta bantu dikit aja g mau, makannya mau" he,,, yaiyalah ma makannya mau, siapa yang gak mau makanan enak

hiks,,,, thanks mom for getting up early every morning, and serving delicious meal for us.. (baru kerasa beratnya memasak sekarang)

Btw, I'm already missing Indonesian food now... (rindu masakan nyokap)he,,,
walaupun sesederhana ikan tongkol goreng sama sambal kecap, atau sayur bening sama telur dadar. Rasanya akan sangat berbeda ketika saya mencoba membuatnya di sini daripada yang mama masak.

Dan rindu pula dengan makanan-makanan sepanjang Bara. Pecel telor (warung sedap wangi di malam hari), nasi uduk si bapak/ibu (pagi hari), dan makanan lainnya bakso favorit, fresh juice 6000an di depan al amin, klapetart siang hari, ayam lada hitam bara steak, donat tsunami, donat bateng, bakso pavorit (he,,,), capcay tanpa micin, nasi goreng cita rasa, dsb...dsb.. tak bisa disebut satu persatu...(jadi lapar nulisnya)he,,,

Tapi seperti kakak saya bilang, mari mencoba hal2 baru dengan senang hati, maka saya mencoba makanan2 di sini

buah-buahan yang mahal di Indonesia (di sini murah)

yoghurt aneka rasa (lebih enak yoghurt di sini)

dan kue-kue lainnya.. tapi harus dipastikan juga ingridientsnya

ada beberapa yang jarang dilakukan di Indonesia, harus dilakukan di sini ya contohnya itu check kandungan makanannya..

Well sekian dulu tentang masak dan makanan
mau makan siang dulu

2nd ( 31 maret 2011 distribusi)

Pekerjaan hari ini temanya adalah distribusi:

Pagi-pagi mendistribusikan batu kecil-kecil (gravel)

Siang setelah makan siang mendistribusikan mulsa

Pagi:
Jadi begini ceritanya di depan mansion utama ada courtyard yang dasarnya berupa gravel, nah pada musim dingin (ga ada kunjungan)
gravelnya di angkut ke satu sisi, trus pada musim semi dan panan disebar lagi, pertamanya pake alat berat

Namun sayangnya tidak terlalu rata
ada yang bertumpuk banyak, ada yang kosong, nah tugas saya adalah mendistribusikannya
Alatnya adalah rake khusus, kayak sisir baja raksasa, lumayan berat si, trus satu ember buat ngangkutin batu-batu dari dari tumpukan ke area yang bolong (kalau area keduanya berjauhan). Well cukup melelahkan, tapi cukup senang

Kata Will, Supervisor hari ini kerjaannya bagus, (lookin good) tapi sepertinya saya akan bilang ke direktur kayaknya kita butuh 1 truk gravel lagi, supaya semuanya bisa tertutup sempurna. Yaelah Will kenapa ga bilang dari awal, ngapain juga ngumpulin gravel yang berat dari tempat yang bertumpuk ke yang kosong kalau mau pesan satu truk lagi, mana jauh lagi, he,,, (tapi mungkin kalau ga gitu g keliatan kurang kali y) 

Pertanyaan: Apakah jenis batunya sama yang dipakai dengan batu saat pertama kali dibangun?

Jawaban: Gak terlalu yakin, tapi kita cari yang sedekat mungkin.

Pertanyaan: Emang ada dokumennya?

Jawaban: Nih ada buku tentang Old Westbury Garden dulunya. He,, (mari membaca bukunya nanti, tapi ga di bawa pulang si, baca di tempat)

FYI: Pembicaraan ini terjadi di ruang kumpul pekerja pas break jam 10 pagi.

Setelah makan siang pekerjaan berubah: mendistribusikan mulsa (mulch) istilahnya
Nah peralatan yang dibutukan adalah kawasaki, tau apa itu, bukan sepeda motor, tapi mobil kecil buat ngangkutin barang kayak yang ada di lap. golf tapi pake bak buka belakang. Ternyata orang sini suka pake nama merk juga yang buat nyebutin benda, kayak kita bilang naik honda yang artinya naik sepeda motor. Atau aqua yang artinya air mineral. Kembali lagi alat lain yang dibutuhkan adalah garpu, (Pitchfork) bukan buat makan tapi buat nyekop mulsanya

Mulsa yang dipake di sini ada 2 macam, satu yang agak kasar, dan yang halus. Mulsa kasar (warnanya coklat, masih keliatan tekstur kayunya) digunakan buat mulsain pohon yang agak jauh dari mansion utama (tidak terlalu visible) trus yang halus (warnanya hitam dan udah lebih hancur) digunain untuk pohon tanaman/pohon yang di dekan mansion utama, biar lebih keren gitu. Beda keduanya tentunya harga dan kualitas.

Cara kerjanya; Mulsa dibawa diangkut dengan kawasaki 6 kali mondar-mandir) trus setelah itu diratakan. Saya mencoba si kawasaki hari ini, tidak terlalu sulit, hanya gas, rem, rem tangan, gigi (hanya maju dan mundur), masih belum terbiasa sekali, tapi saya akan terus berlatih (doakan saya ya!he..) setelah yang kedua kali bolak2 Will bilang, Gw aja yang nyetir,, Well kali kurang ok ya bawa kawasakinya ya sudah entar latihan lagi biar terbiasa.

Pertanyaan tentang mulsa

Pertanyaan: Kapan tepatnya harus melakukan mulsa? (Pertanyaan sebenarnya: mulsa buat apa si? cuma kalau pertanyaannya seperti ini bakal keliatan bodoh bgt)

Jawaban: Well, bisa kapan aja, tapi biasanya yang kita lakukan mulching di awal spring, hal ini akan memberikan kejutan bagi gulma yang mau tumbuh (membayangkan, betapa kasiannya gulma, dikubur hidup2, pas masih bayi pula).

Oh akhirnya saya tau ternyata mulsa buat menghalangi tumbuh gulma (weed), sebenarnya mungkin hal ini udah pernah di bilang sama dosen atau siapalah di ipb, tapi karena cuma seperti teori hilang begitu saja, tapi kalau g salah, mulsa juga bisa buat nahan erosi, jaga kelembaban tanah, dsb bukan ya?

Will bilang untuk menghalangi tumbuh gulma sebanyak 80% dibutuhkan mulsa setebal 4-6 inch sekitar 10-15 cm. Jadi begtulah cerita tentang mulsa.

Hari ini saya tidak menggunakan prunner, karena tidak ada acara potong memotong
hari ini kerjanya angkut mengangkut, distribusikan segala sesuatu secara merata ya gravel, ya mulsa

Will, tadi nanya suka kerja di green house atau di luar

Well, kerja di green house enak karena udaranya hangat, kerja di luar juga oke, membentuk otot, he,,,, mudah2an kurus dengan segera (ngarep.com)

Kira-kira begitu cerita tentang pekerjaan hari ini, mari belajar setiap hari
Btw, masih susah berkomunikasi, bahasa inggris saya payah, tapi cukuplah untuk membuat will mengerti pertanyaan saya walau harus mengulang dua kali

Belle, si ibu di green house bilang, gak masalah, bagian tersulit dari berkomunikasi dengan bahasa asing adalah mencoba (trying) dan kamu sudah lakukan itu. (tapi tentu saja ini tak bisa jadi excuse ya, he...) i'll try and try sampe bisa mimpi dalam bahasa inggris yang kata kakak saya menjadi pertanda bahasa inggrisnya udah ok.

Well tanggal 2 ini taman akan dibuka untuk umum, tapi masih banyak pekerjaan yang belum dilakukan, direktur hortikulturnya udah aga khawatir, tapi mau gimana lagi OWG luas bgt dan orang yang kerja ga terlalu banyak, dan faktanya gak ada om jin atau jinny yang bisa buat taman ini bersih dari jutaan daun kering dalam sekedip mata, jadi ya bersabarlah,,he...

Sudahlah kalau begitu, udah kepanjangan..kata lu kan kalau buat blog jangan panjang2 orang bosan bacanya he,,,

Btw kalau mw liat OWG ada secuplik di trailer film Arthur, atau di sana udah ada bajakannya lagi, hee...

3rd (9 april 2011, manajemen)

Udah tiga minggu bekerja di OWG

Dan memutuskan untuk buat blog juga tentang pekerjaan di sini, karena kasian kalau semuanya berlalu begitu saja tanpa catatan, tanpa ada yang bisa dikenang
he,,,

Lagipula seorang teman minta bagi-bagi ilmu yang didapatkan di sini, katanya terutama soal manajemennya.

Sebenarnya tidak tahu banyak tentang manajemennya tapi mari saya ceritakan sedikit yang saya tahu. Old Westbury Garden ini sebenarnya bukan taman untuk komersial, taman ini lebih ke arah pelestarian (historical landscape) karena ada rumah dan taman formal yang luasnya 200 acres yang selesai dibangun kira-kira seabad lalu, dan menjadi salah satu representatif english landscape garden di Amerika. Kalau mau infonya lebih lengkap bisa baca di http://www.oldwestburygardens.org/.

Well, secara manajemen banyak divisinya di sini, kemarin sempat baca di salah satu publikasinya ada staff yang ngurusin divisi administrasi, pengembangan, hortikultur, operasi, preservasi, humas, program dan pelayanan pengunjung.

Nah saya bekerja di bawah divisi hortikultur yang kerjaannya memastikan semua tanaman prima dan dapat dinikmati pengunjung. Pekerjaannya di greenhouse, di taman-taman, dan di seluruh area lanskapnya. Dari mulai perbanyakan tanaman (propagating, repotting) dan pemeliharaan tanaman (raking, weeding, pruning, planting cleaning-cleaning lah intinya). Kalau hardscapenya biasanya ditangani sama orang divisi operasi.

Pemeliharaanya pake sistem area, jadi setiap area ada penanggung jawabnya. Misalnya untuk Rose Garden dan sekitarnya ada Ann Marie terus Walled Garden ada Kim, Terus landscape lawn dan arboretumnya ada Will, Green house ada Scott. Saya masih belum terlalu mengetahui seluruh pembagiannya, tapi seperti itulah sistemnya. Kerjaan para intern setiap harinya bekerja di bawah para penanggung jawab ini (supervisorlah istilahnya) kita dirolling tiap harinya, harus bekerja di mana dan dengan siapa. Internnya juga punya 1 indepent day (hari merdeka) ketika pada hari itu bebas mau kerja apa. Independent day saya hari senin dan 1 jam lebih panjang karena saya izin 1 jam setiap hari jum'at untuk sholat jum'at. Orang di sini pengertian kok.. malahan hari pertama sholat jum'at di antar jemput sama mereka.

Kembali ke masalah pekerjaan. Saya paling suka kalau bekerja dengan supervisor karena bisa nanya macam-macam, karena bisa juga internnya dikasih job dan ditinggalin sendiri di suatu area..bisa bayangin betapa bosannya, bedalah waktu kerja di tempat pak Ben, yang bisa ngobrol pas kerja (jadi teringat waktu di tempat Pak Ben yang kalau kerja bisa ngegosip dari artis hollywood sampe tetangga rumah (kelakuannya ririn) atau main black magic, atau tebak2an dodol sepanjang kerja. Di sini waktu kerja sunyi senyap banyak yang suka pake headphone/earphone dengarin lagu. kalau saya suka nyanyi-nyanyi sendiri selama kerja, apa lagi kalau cuma sendiri. bisa dibayangin betapa garingnya. he...apalagi kerjaannya bisa sama dari pagi sampe sore seperti raking, atau weeding. beuh..

Trus untuk transportasi keliling landscapenya ada mobil kayak buggy car yang ada bak buka belakangnya untuk ngangkut peralatan atau sampah. Kalau di sini disebutnya Kawasaki (kemarin ngobrol sama sandy di tempat dia magang ada juga mobil seperti ini, tapi di sana disebutnya Moto). Bagi yang bekerja sangat mobile pada hari itu boleh pake pake mobil itu. Mudah kok mengendarainya cuma ada gigi maju dan mundur, gas dan rem kayak bom2 car, saya aja yang kacau ini bisa, walau hari pertama hampir nabrak ke mana-mana. ha.. Tapi terkadang saya bingung ya kenapa semua orang jadi gak efektif kerjanya karena mondar-mandir ke sana kemari tanpa tujuan (kadang lupa peralatan, atau mondar-mandir buang sampah, walau sampah di truknya masih dikit, entahlah) he,,

Kembali ke manajemen, apalagi ya yang sejauh ini gw tau oh ya..

di sini semua mulai kerja dari jam 07.30 sampe jam 15.30. jam 10.00 ada break 15 menit, jam 12.00 break makan siang 45 menit. tapi biasanya orang orang berhenti bekerja jam 15. 10 lah sisanya buat beres-beres, mengembalikan perkakas ke tempatnya terus nunggu jam 15.30 untuk absen pulang.  jadi kalau di hitung-hiting efektif kerjanya cuma 5 3/4 jam atau kurang tiap harinya. tapi saya senang bisa santai setelah pulangnya.

Trus di sini tamannya ditutup ketika mau masuk musim dingin, jadi tengah musim gugur itu juga udah ditutup, dibuka full pertengahan musim semi dan musim panas. Awal musim semi seperti ini taman cuma dibuka weekend aja.Efek musim di sini kuat bgt, beda dengan di Indonesia yang bisa buka sepanjang tahun karena cuacanya akan selalu hangat. Di sini setiap pagi sebelum kerja kerjaannya ngecek internet liat ramalan cuaca, bagaimana cuaca hari ini, biar gak salah kostum, gak lucukan basah kuyup pas lagi kerja atau kedinginan parah di siang hari. (Mungkin itulah sebab kalau belajar bahasa inggris topik utama yang sering dibahas adalah masalah cuaca, tapi menjadi aneh ketika membicarakan itu ketika belajar bahasa inggris di Indonesia, toh hari ini biasa-biasa aja cuacanya, tetap hangat, atau hujan sekali2, bahkan nonton ramalan cuaca aja bukan jadi prioritas di Indonesia. Lain ladang lain belalang...

Begitulah dan setiap pekerja di sini harus bisa bekerja di segala macam musim (baru saya baca setelahnya di webnya) wah bisa dibayangkan, saya yang biasanya menikmati matahari, atau malah marah-marah karena hari yang panas sekali pada awal-awal bekerja harus bekerja di luar dengan suhu minus 2 atau 3, ingus meleleh terus, tangan serasa beku, kuku-kuku pada sakit, tapi tetap harus bekerja, he,,, pengalamanlah... tapi untungnya saya tidak harus seekstrim itu karena pada beberapa hari awal saya ditempatkan di greenhouse yang udaranya relatif hangat, seperti tanaman tropis yang akan ditanam di musim dingin, saya coba beradaptasi dulu di greenhouse itu, seperti aklimatisasi lah.. (mungkin orang OWGnya juga mengerti ini, he,,,)

Begitulah beberpa curhat dan cerita saya, segitu dulu ya entar kalau saya tau lebih banyak saya ceritakan lagi


Titou

1st (rose garden 30 maret 2011)

Hari ini dan kemarin bekerja di rose garden

pruning istilahnya, mangkas tanaman mawar, biar nanti pas musim semi dan panas batang2 baru2 keluar dan bunganya banyak

yang harus dilakukan dalm memangkasnya adalah:

  1. Potong batang mawar yang mati karena winter kill (potongan di atas buku (nodes) batangnya, dianjurkan di atas buku yang udah tumbuh tunas baru, potongnya 45 derajat biar kalau hujan tidak merusak tunasnya, pertimbangkan juga bentuk yang diinginkan adalah seperti sarang, jadi tidak diinginkan batang yang berkumpul di tengah terlalu banyak, beri space bagi masing2 batang untuk tumbuh. 
  2. Potong tanaman yang sakit (kanker batang (stem cancer) ciri2nya batang menggelap ada bintik2 putih) sbenarnya baiknya potong 6 inchi di bawah batang yang terinfeksi, biar g nyebar penyakitnya. Berhubung tanaman yang ada di rose garden sini kecil2 dan gak ada waktu untuk membuatnya tumbuh kembali, maka boleh sedikit berimprovisasi ukurannya potongannya boleh lebih kecil dari itu, sakit2 dikit gak papalah, timbang g tumbuh, heee
  3. Tutup bekas potongan bekas potongan dengan lem (lem biasa) maksudnya biar gak nyebarin penyakit, biar gak ada serangga yang bikin terowongan dan simpan larvanya di sana.
  4. Ketika pindah satu mawar ke mawar lain, jangan lupa semprot gunting prunernya dengan alkohol, biar tidak menyebarkan penyakit.
he.... itulah pelajaran hari ini..
        
Pada kenyataannya sangat susah membuat keputusan mana yang harus dipangkas, mana yang gak, karena kalau dipangkas sebenar2nya dia bakal gak punya tunas lagi untuk tumbuh. jadi yang saya lakukan adalah duduk sebentar di masing2 mawar, memiringkan kepala, dan mulai bekerja

jangan lupa pula mawar banyak durinya, hati2 memungut potongan batangnya, jadi bisa dibayangkan betapa hebohnya, ditambah lagi jarak satu mawar dan lainnya dekat2 jadi hati2 dalam mengambil posisi kerjanya jangan melukai tanaman, jangan dilukai tanaman, he.. tapi cukup mengasyikkan
kemudian setelah itu mari meweeding

Well, weeding adalah pekerjaan mencabut segala sesuatu yang tidak diharapkan, atau paling tidak, tidak diharapkan pada area itu, misalnya ada pohon mangga di kebun mawar, pohon mangga adalah weed (gulma) jadi ayo cabut pohon mangga. ngawur... Ada satu gulma yang diperkenalkan hari ini namanya garlic mustard (entah apa nama ilmiahnya) mengapa namanya seperti itu? karena baunya seperti bawang putih, mustardnya entah dari mana, sayapun g tau bau mustard gimana? he,, yang terpenting dari weeding adalah mencabutnya sampai ke akar2nya. karena iya tau dia akan dibenci, semua orang ingin mengenyahkannya, jadi dia punya mekanisme pertahanan diri yang hebat dengan menjadikannya sangat mudah tumbuh bila orang tidak teliti mencabut sampai ke akar2nya.  Weeding tidak selalu menyenangkan tapi lumayan menghabiskan waktu, jangan lupa sembari weeding sembari membersihkan areanya juga, gunakan rake (garpu pengumpul daun kering). Kita mungkin g punya kosa kata bahasa Indonesia untuk benda ini, karena kita tidak membutuhkannya, toh kita tak punya musim gugur dan salju di Indonesia. Di sini banyak alat2 yang baru, masing2 ada manfaat spesifiknya, jadi sangat dianjurkan untuk bekerja cerdas, jangat memungut daun kering satu persatu dengan tangan, karena bisa dipastikan sampai encok pegelinupun tak akan selesai. Gunakanlah 'rake' cling cling, hee... tapi kalau dipikir2 orang Indonesia keren juga dengan keterbatasan, satu alat bisa buat apa aja, mau gemburin tanah pake cangkul, mau weeding pake cangkul, mau edging pake cangkul. atau katakanlah kita sangat bersyukur dengan tangan yang diberikan Allah, bukankah tangan adalah alat yang terbaik, multifunction tools, hee.... Maksudnya apapun itu, seberapa terbatasnya kita, tetap bisa melakukan yang terbaik, alat hanya membantu dan mungkin sisi buruknya membuat kita lupa cara melakukannya dengan cara yang sangat dasar.

Lepas dari itu di sini semuanya serba instan, mau masak, masukin microwave, mau nyuci ada mesin cuci, keringin baju pake mesin, mau ke suatu tempat tinggal naik mobil, mau apa aja bisa, he,,,, dan ternyata orang sini jarang yang terlihat hemat plastik, pergi ke toserba, plastik yang dikasih bisa sepuluh, entahlah, padahal kalu liat di film2 merkakan pake kantomg kertas ya. mungkin itu di belahan amerika yang lain, atau hanya cuma fiktif belaka. Entahlah...he,,,

banyak yang baru..banyak yang dilihat

Tadi baru cek mesjid dengan naik sepeda (pulangnya seperti biasa nyasar),he,,, kiri dan kanan aja susah bedain he

Semangat selalu