Thursday 29 March 2012

Volunteering

Semenjak melihat volunteer di Old Westbury Garden dulu, saya mempunyai cita-cita untuk jadi volunteer juga sekembalinya ke Indonesia. Dan mimpi itu terwujud sekarang. Tadi pagi saya dan kakak saya menjadi volunteer di sebuah TK di Banda Aceh, mantan TK kami, TK YKA. Saya menjadi guru menggambar di sana. Setelah pertemuan tidak sengaja dengan Nenek Guru (panggilan akrab kapala TK YKA) ketika menjemput sepupu saya yang paling kecil kemarin, maksud menjadi volunteer guru gambar pun dengan spontan saya ungkapkan. Tak disangka maksud ini disambut sangat antusias oleh beliau dan guru-guru TK lain. Dan jadilah pagi tadi pertemuan pertama kami.

Meja-meja sudah dibentangkan, anak-anak yang suka menggambar dari kelas A dan B (kelas yang senior dan junior) sudah dikumpulkan, krayon warna warni dan kertas gambar telah di tangan. Ibu-Ibu guru pun telah siap di belakang ikut belajar. Maka apalagi yang ditunggu. Mari mulai menggambar. Hari ini temanya adalah menggambar teman sendiri (teman yang duduk di sebelah). Dimulai dari menggambar wajah sampai ke kaki. Semuanya dengan imaji masing-masing ikut menggambar. Meminjam istilah Pak Tino Sidin, semuanya bagus, semuanya pintar. Tanpa malu-malu mereka mulai mengekspresikan diri. Sesekali tanya ini itu. Semuanya sibuk dengan pensil dan krayon masing-masing.

Yang membuat senang adalah karena gambar mereka bagus-bagus. Anak-anak umur segitu waktu dahulu, mungkin hanya bisa menggambar karakter korek api. Tapi mereka sudah bisa membuat gambar manusia full, dan terkadang lengkap dengan detail-detail kecil, kancing, jam tangan, anting-anting dsb.
Sesi diakhiri dengan menceritakan isi gambar masing-masing anak ke depan kelas. Anak-anak yang berani boleh maju ke depan kelas dan menceritakan tentang gambar yang telah dibuatnya pada teman-teman lain. Walaupun perintah awalnya adalah membuat gambar teman di sebelah, ternyata impovisasinya banyak. Ada yang menggambar diri sendiri dan teman di sebelahnya, mama dan papa, adik dan kakak, atau siapa saja. Ha...ha.....No Problem. Dengan berani dan ada beberapa yang malu-malu mereka menceritakan isi gambarnya.  Ada yang bercerita tentang anak-anak di sekolah, anak-anak di taman bunga, di pinggir jalan, anak-anak yang sedih karena balonnya meletus, dan banyak cerita lainnya....

Ha..ha... Senangnya hari ini bisa menggambar bersama anak-anak. Rencananya seminggu sekali akan mengajar di sana, Minggu depan kami akan menggambar hewan. Kebun binatang atau mungkin binatang peliharaan. Setiap tiga minggu sekali, saya akan mengajar guru TK untuk teknik-teknik yang lebih serius, seperti teknik pencampuran warna, ide gambar, dan tema. Agar program ini bisa terus berjalan walaupun saya sudah dapat beasiswa nantinya, he... amin...

Well, Can’t Wait for next week!!! 

Another Galau Day

Menunggu

Ruang tunggu ini terlalu penuh dengan resah gelisah
Seorang tua yang mondar seorang muda yang mandir
Anak muda berjas rapi yang tak henti menoleh pada lengan semat jam tangan
Gadis yang terkantuk-kantuk sembari mendekap tasnya sendiri
Atau yang tersenyum tawa sibuk ligat dengan benda mungil empat segi canggih di genggaman
Seorang pemuda yang memainkan gugup anak kuncinya hingga berulang jatuh
Atau yang terangguk-angguk termeram terjaga menikmati sendiri energi bunyi dari pemutarnya
Bayi yang menjerit teriak tak henti
Ibu yang berkomat kamit penuh khawatir dan tanya
Ibu  yang menelusuri gambar-gambar pada majalah mode kadaluarsa
Bapak yang seketika bangkit penuh amarah dan berniat menggebrak meja
Pasangan yang mengeratkan genggam sambil bertatap penuh arti
Seorang paruh baya yang memutar pandang penuh sirat penasaran dan curiga
Dua orang tak saling kenal yang berbincang hambar tentang apa saja
Seorang lainnya yang tak juga kenal coba curi-curi dengar
Tiga anak yang berkeliling kejar mengejar satu sama lain
Anak keempat jatuh dan menangis menahan sakit
 Lima orang yang saling memunggungi dan sibuk dengan pikirannya masing-masing
Sepuluh orang yang berjejer rapi dan seketika menoleh saat pengeras suara berujar sesuatu
Nama, nomor, pengumuman, atau perhatian....
Seratus orang yang berdesakan penuh keluh kesah tanpa kepastian
Seribu orang yang bersesakan dalam sempit ruang sedang peluh telah rembes menggenang.
Sejuta orang pasrah
Semilyar orang kalah
Dan mereka semua sedang menunggu.....

Padang Bintang

Lapang padang bintang terbentang
Mengedip detik, berkerlip genit
Seolah berseteru dalam rapat besar angkasa malam
Atau tersesat dalam pesta cahaya terang-temaram
Berkelabat cepat, Mengendap lambat
 Menabur imaji pada benak para musafir kata
 Menggenggam kunci-kunci tanpa pintu
Menuju entah kemana

Sunday 25 March 2012

Visit Putroe Phang

This evening, my sister and I watched Putroe Phang Weekend Show in Putroe Phang Park. The show was awesome, especially the Cut Nyak Dhien dance that was performed by Sanggar Cut Nyak Dhien. I like the movement of the dancer. Inspite of the girls, the movement was so brave and aggresive. It represent the messages of the dance as a war dance. Another interesting part is when the dancers start to use rencong (acehnese traditional weapon in their dance). It seems so dangerous but cool. No smile on the dancer faces, It is a war dance. The climax of this dancer is when the dutch troops came into the scene and start fighting with the girls. Finally, by the faster tempo of rapai (acehnese traditional tambourine), The dutch troops can be conquered by the girls. The dance is over. I like that dance!!Bravo....
After that performance, we saw some dancing and singing by another performance. It also nice. There were many audience that watched this event. I really happy because it show the raising animo of my hometown people to appreciate our art and culture.
It also make me happy when I saw Putro Phang Park is used by community to enjoy their time. Not only for watching the show, but also for enjoying their time (strolling, photographing, accompanying their children in playground, or may be dating, he...). This is what public space should be!!
Happy..Happy this Sunday evening.....!
Photo with the dancer
The Putroe Phang Park
me and my sister

Monday 19 March 2012

Memories

I watched NHK proram today, It is a documentary program about some group of people that collected photos album around disaster affected area right after Japan last year tsunami. The motor of this project is a mother who lost her son during tsunami. At the beginning she only tended to find his son photos around her ruined house. But after she came with an idea to extend her effort to collect other’s photo albums too.

One of local school hall was transformed as a gallery of memories. Many photos are hung to make them dried on hundreds of line. Some of volunteer seemed busy. They sorted the albums on alphabetic order, some other tried to clean the wet photos before reorder in to a new albums. People come and go during to this school hall. They looked for their own album. The memories that remain after the tragedy.

I just interested in this program because I also experienced the same tragedy. But unfortunately. We lost all of our photos albums. Photos of my family early time, Photos of my parents wedding, Photos of my childhood, and all photos that captured the important event in our life. We threw away all of them because it was to late to save them. It was in bad condition when we found them during our post tsunami cleaning efforts. It was really sad, but what else we can do.

Today, I went to my aunt offices. Accidently, I found one of my childhood photos in her photos box. My aunt is the family member who have camera in the past, so she took a lot of pictures including family photos. It make me happy when I can find them because I have none of that photos any more. In that picture I played with my little cousins. We laughed together. Compared with the photos, it changes a lot now. I’m not kid anymore while my cousins is grow up. May be they will be shame if they look at that photo. But it how the photos work. It reassemble all the old rusty memories. It brings happiness, shame or some extent, tears.

It can not be denied that the people who lost or the event that passed were irreplacable, but by the photos we have,  at least it can help us to keep the memories.