Thursday, 29 March 2012

Another Galau Day

Menunggu

Ruang tunggu ini terlalu penuh dengan resah gelisah
Seorang tua yang mondar seorang muda yang mandir
Anak muda berjas rapi yang tak henti menoleh pada lengan semat jam tangan
Gadis yang terkantuk-kantuk sembari mendekap tasnya sendiri
Atau yang tersenyum tawa sibuk ligat dengan benda mungil empat segi canggih di genggaman
Seorang pemuda yang memainkan gugup anak kuncinya hingga berulang jatuh
Atau yang terangguk-angguk termeram terjaga menikmati sendiri energi bunyi dari pemutarnya
Bayi yang menjerit teriak tak henti
Ibu yang berkomat kamit penuh khawatir dan tanya
Ibu  yang menelusuri gambar-gambar pada majalah mode kadaluarsa
Bapak yang seketika bangkit penuh amarah dan berniat menggebrak meja
Pasangan yang mengeratkan genggam sambil bertatap penuh arti
Seorang paruh baya yang memutar pandang penuh sirat penasaran dan curiga
Dua orang tak saling kenal yang berbincang hambar tentang apa saja
Seorang lainnya yang tak juga kenal coba curi-curi dengar
Tiga anak yang berkeliling kejar mengejar satu sama lain
Anak keempat jatuh dan menangis menahan sakit
 Lima orang yang saling memunggungi dan sibuk dengan pikirannya masing-masing
Sepuluh orang yang berjejer rapi dan seketika menoleh saat pengeras suara berujar sesuatu
Nama, nomor, pengumuman, atau perhatian....
Seratus orang yang berdesakan penuh keluh kesah tanpa kepastian
Seribu orang yang bersesakan dalam sempit ruang sedang peluh telah rembes menggenang.
Sejuta orang pasrah
Semilyar orang kalah
Dan mereka semua sedang menunggu.....

Padang Bintang

Lapang padang bintang terbentang
Mengedip detik, berkerlip genit
Seolah berseteru dalam rapat besar angkasa malam
Atau tersesat dalam pesta cahaya terang-temaram
Berkelabat cepat, Mengendap lambat
 Menabur imaji pada benak para musafir kata
 Menggenggam kunci-kunci tanpa pintu
Menuju entah kemana

No comments:

Post a Comment