Friday, 2 December 2011

International Cuisine Dinner

Sebenarnya rencana untuk menyelenggarakan international dinner ini sudah digagas sejak beberapa bulan lalu, tapi karena kesibukan plus kemalasan kami, maka selalu tertunda. Tapi akhirnya dengan tekad bulat bersama akhirnya acara ini terselenggara juga selasa lalu. Kebetulan pula salah satu intern akan pulang akhir minggu ini, sehingga bisa dibilang acara perpisahan juga buatnya.

Konsep acaranya adalah para intern memasak masakan dari negara asal masing-masing untuk dicoba oleh teman-teman di Old Westbury Garden. Pertama kali usul ini disampaikan Katya dan Andi , jujur saya excited sekaligus ragu. Can I? Ha... masak untuk dicicipi orang lain pastinya bukan perkara mudah.. Mama saya saja yang pengalamannya sudah bertahun, masih selalu grogi kalau ada pesta dan harus masak untuk orang lain. Apalagi saya yang tidak ada pengalaman sama sekali. Ha... Tapi untungnya kan semua orang di sini tidak pernah tahu makanan Indonesia sehingga kekhawatiran pencapaian standar rasa tidak menjadi persoalan utama (maksudnya kalau lidah orang Indonesiakan sudah terlatih, jadi tahu mana yang pas atau tidak, kalau di sini kan mereka tidak tahu standar rasanya he,,,)

By the way, saya memasak tiga masakan. Sate ayam, bakwan jagung, dan tempe goreng.  Sate ayam? ya.. sate ayam, keren kan? ha..... Kalau mau buka-bukaan, sebenarnya beberapa waktu lalu secara tidak sengaja  menemukan bumbu jadi (simmer sauce) sate di salah satu grocery, jadi sebenarnya pembuatan bumbu yang merupakan tahap tersulitnya bisa dilewati tanpa hambatan. he.. Di samping itu saya juga berkonsultasi dengan kakak saya tentang cara mengolah daging ayamnya supaya lebih maknyus. Jadi kalau dipikir-pikir lagi walaupun terbantu dengan adanya bumbu jadi tapi tetap penuh perjuangan juga. Sehari sebelum acara, semuanya dipersiapkan, adonan bakwan jagung, tepung bumbu telah diolah, sate ayamnya juga sudah selesai.
Grogi mulai datang dua jam sebelum acara, ketika saya harus menggoreng bakwan jagungnya. Beberapa kali mencoba kok bakwannya pecah, tidak menyatu. Mulai paniklah saya. Tambah tepung... trus coba lagi, kok rasanya terlalu keras jadinya... tambah air lagi.. coba lagi.... dan Alhamdulillah akhirnya tercapai juga adonan idamannya.. huh... Akhirnya saya selesai juga. Tapi kegrogian tidak sampai di situ saja. Kekhawatiran tentang pendapat orang-orang tentang masakan saya adalah tahap berikutnya.

Namun ternyata masakan saya lumayan laku, sate tinggal dua tusuk, bakwan jagung dan tempenya juga hampir habis, dan mereka bilang enak. (Entahlah jujur atau sekedar menjaga perasaan saya, he...) Namun yang pasti setelah itu lega rasanya... 

Selama acara saya tidak begitu semangat untuk mencicipi makanan buatan saya, entahlah mengapa. Tapi kalau diingat-ingat kejadian ini juga selalu terjadi pada mama kalau ada pesta di rumah. Mama hanya memperhatikan orang lain makan, mungkin masih khawatir ya apakah masakannya pas atau tidak. Selesai acara barulah giliran mama makan. Sama pula dengan saya, setelah acara, lapar melanda dan rasanya ingin makan semuanya...

Itulah pengalaman memasak saya... Rasanya lucu saja, yang dulunya tidak pernah memasak di Indonesia, sekarang di sini berani-beraninya memasak untuk orang lain. Tapi kalau dipikir-pikir, memasak ini memang salah satu skill yang penting untuk dikuasai baik perempuan maupun laki-laki, terlebih lagi kalau merantau dan hidup sendiri, seperti saya ini. Yang dulunya tinggal duduk manis menyantap masakan mama atau yang selalu uring-uringan ketika diminta tolong mama untuk sekedar mengaduk gulai santan, sekarang harus memasak sendiri. Not easy man.. he....maka terima kasih juga buat mama yang selalu bangun tiap pagi dan memasak buat kami, ternyata memasak tidak sesederhana yang dibayangkan. Butuh perjuangan tersendiri..he..    
Btw, Saking sibuk sendiri dan dipenuhi rasa khawatir saya sampai lupa foto makanan yang saya buat sehingga foto yang ada hanya dari teman-teman lain...
Lets cooking: Adonan bakwan jagung, mencincang bakwan
Busy kitchen
tiap makanan dikasih bendera, sebagai tanda makanan berasal. Itu yang difoto adalah bakwan jagung saya, di belakangnya ada tempe goreng, dan yang di sebelah kiri yang cuma terilihat tusukannya saja, itu sate ayam dan bumbunya (didepannya)
Heri alias heboh sendiri mempersiapkan makanan
this is the dinner
photo session
Ciao

No comments:

Post a Comment