Friday, 25 November 2011

Gift Shop

"DI SINI DI AMERIKA, BAHKAN BATUPUN BISA DIJUAL JADI SUVENIR"

Beberapa waktu lalu saya dan Ale bekerja membantu Paul dan Maura untuk mengatur koleksi terbaru gift shop di OWG. Barang-barang yang dijual di sini dibagi berdasarkan beberapa tema. Garden, Bird, Flower, dan Vintage. Tema-tema ini menyesuaikan dengan kenyataan OWG adalah historical garden.

Selain stuff khusus bertema Old Westbury Garden, semua barang-barang yang dijual merupakan hasil perburuan katalog yang kemudian dipesan online. Jadi tidak melulu semuanya adalah barang yang diproduksi khusus. Kalau memang pintar memilah-milih, koleksi yang dijualpun bisa sangat menarik dan sesuai dengan tema. Satu lagi yang penting harga juga menjadi pertimbangan, sedapat mungkin terjangkau.

Sistem kelola giftshop ini memang diterapkan di semua atraksi wisata di Amerika, di museum-museum, di area wisata alam,dsb. Di sini semua barang-barang memang tersedia, dari barang-barang yang sepele tidak penting sampai barang-barang yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, semuanya ada (walaupun kebanyakan memang made ini china)he...

Sementara itu, penawaran dan permintaan juga seimbang. Artinya keinginan orang untuk membeli barang-barang memang tinggi, sehingga bisnis giftshop ini  bisa terus jalan. Kalau di Indonesia secara umum, siapa yang kepikiran untuk membeli kotak berisi kombinasi lilin wangi atau teh dengan aroma berbagai macam bunga. Ada si ada tapi pasti bisa dihitung dengan jari. Di sini, menghias rumah memang sudah jadi gaya hidup. Jadi barang-barang seperti inipun mudah terjual.

Hal yang menarik lain dari giftshop di Amerika secara umum adalah  barang-barang tidak pentingpun dapat dijual. Siapa sangka batu-bara dalam karung goni kecil bisa dijual, atau batu magnet mau dibeli orang. Setelah saya perhatikan sebenarnya ada dua kuncinya. Yang pertama adalah barang itu harus punya cerita. Misalnya batu-batu yang dijual di Grand Canyon. Batunya si tidak begitu penting, tapi karena mereka mengembangkan cerita dari batu-batu itu, bahwa batu jenis itu khas dari daerah Grand Canyon itu, atau punya mitologi apalah, maka jadilah batu-batu itu suvenir yang diminati. Kunci kedua adalah kemasan, baik fisik maupun mental. Siapa sangka benih-benih tanaman sayur mau dibeli orang dengan harga yang lumayan. Namun karena dikumpulkan, dimasukkan dalam kotak-kotak kaleng kecil, dan diberi pita, maka naiklah harga si benih sayuran ini. Wah.. ide-ide marketingnya memang hebat sekali. Sementara, kemasan mental maksudnya juga terkait dengan keharusan suvenir itu punya cerita, di samping pengkondisian sehingga suatu barang dapat menjadi trademark atraksi tertentu. Misalnya kalau ke NYC harus beli kaos I love New York, atau harus ada lambang patung libertynya kalau mau beli suvenir dari liberty Island, kira-kira seperti itu...

Saya menjadi tertarik dengan hal ini karena saya dan kakak punya impian merintis toko souvenir kecil-kecilan di kota Banda Aceh yang tidak seberapa itu, he... Oleh karena itu saya ditugaskan untuk meneliti ide-ide barang yang bisa dijual sebagai suvenir. Well kami kebanyakan memang bermain di desain grafis dan masih berbasis self-production, artinya semua barang yang dijual, kita produksi sendiri, bukan beli dari mana-mana lalu di jual kembali. Masalah utamanya dengan sistem ini adalah sulitnya mencari pengrajin,atau produsen yang bisa menyelengarakan desain kami. Selalu berputar-putar di masalah situ.

Tapi paling tidak poin untuk mengemas dan memasukkan unsur cerita dalam desain telah kami jadikan salah satu konsep utama. Tak jarang kami research kecil-kecilan untuk suatu desain. Misalnya untuk desain kaos tentang tarian aceh, pakaiannya, motif, perlengkapannya kami cari tahu dulu, secara cerita dilihat asal tariannya, dsb. informasi sederhana namun menarik berpotensi sekali untuk dijual...budaya kita yang kaya masa kalah dengan batu...he....

Sekian dulu bahasan saya tentang giftshop ini, mudah-mudahan mimpi saya dan kakak tentang membuat toko souvenir beberapa tahun lagi terwujud, dan berhasil. Tidak hanya tentang profitnya tapi bagaimana juga bisa dapat melestarikan budaya yang kita punya....
Ini gift shop di American History Museum,saya sedang mencoba salah satu suvenirnya yaitu topi yang modelnya merupakan gaya topi para orang-orang inggris yang datang pertama kali amerika. See... apapun bisa dijual kalau punya cerita
OWG Gift shop, suvenir asli OWG
Kid stuff, semuanya adalah barang yang dibeli dari produsen lain
OWG Gift shop kecil tapi keren.

No comments:

Post a Comment