Wednesday, 22 January 2014

Jalan-Jalan Menelusuri Paleotsunami Aceh

Paleotsunami secara harfiah berarti tsunami purba. Sesuatu yang dikenalkan kakak saya ketika liburan lalu. Waktu itu, ia baru saja ikut workshop tentang paleotsunami (Maklum ia sedang melakukan penelitian tentang bencana di Banda Aceh, jadi apa pun yang berkaitan dengan bencana ia berusaha cari tahu informasinya.

Jujur, baru pertama kali ini saya mengetahui tentang bidang ini. Dengan paleotsunami orang bisa belajar tentang tsunami yang terjadi di masa lalu. Metodenya biasanya mengamati lapisan tanah, batuan, koral, atau peninggalan-peninggalan sejarah. Hal yang menarik lainnya adalah dengan mempelajari paleotsunami ini kita juga bisa belajar sejarah di suatu tempat. Misalnya saja Aceh, ingatan sejarah tentang Aceh selama ini masih sangat pendek, sekitar kerajaan Aceh, Samudera Pasai. Namun ternyata peradaban Aceh bisa jadi dimulai jauh sebelum itu dan dengan diamnya alam merekam itu semua lewat lapisan-lapisan kulitnya. Kalau menurut ahli paleotsunami, Dr. Nazli Ismail, paleotsunami ini bisa menjadi rekaman otentik jatuh bangun keadaan politik di masa lampau.

Beberapa waktu yang lalu, untuk memperingati 9 tahun tsunami, sebuah seminar tentang bencana diadakan dan salah satunya tentang paleotsunami.Tidak hanya dari lapisan tanah, teori-teori lain tentang tsunami purba juga dikembangkan. Misalnya dari nisan-nisan tua peninggalan masa lalu. Jika di suatu tempat tersebar banyak nisan purba kemungkinan pernah ada tsunami di daerah tersebut, semacam kuburan massal (kalau yang satu ini saya kurang yakin apakah saya menangkap informasinya dengan benar). Anyway ini benar-benar sesuatu.

Paleotsunami ini mulai banyak diperbincangkan kembali setelah ditemukannya koin-koin emas di gampong pande, Banda Aceh dan wacana membuat taman edukasi di sekitar Lambadeuk, dimana juga banyak di temukan sisa-sisa bukti paleotsunami. Well, kalau mau tahu lebih lanjut bisa baca beritanya di sini atau di sini dan di video tentang kerajaan lamuri berikut ini.

Beberapa waktu yang lalu saya dan kakak saya pergi mengunjungi salah satu lokasi tempat yang menyimpan sejarah Paleotsunami di kawasan Lamreh. Guide tour kami, Syahrul dan Fauzi menerangkan hal-hal menarik tentang lokasi ini. Sebenarnya ada satu tempat lagi yang lebih representatif yaitu gua yang menyimpan data lapisan tanah (bukti paleotsunami) hingga ribuan tahun ke belakang, namun kami tidak sempat ke sana. Tak mengapa dari tempat ini pun, kami sudah belajar banyak.

Di dekat Lamreh ini ombak pantai yang ganas mengikis batuan di sekitarnya, menyingkap tabir bukti adanya tsunami purba. 
lapisan horizontal putih adalah kerang-kerang yang mengindikasikan kemungkinan dahulu pernah terjadi tsunami
di sini. Warna yang gelap pada lapisan mengindikasikan bahwa pada dulunya lapisan itu adalah humus.
Diantara kerang-kerang itu juga terdapat beberapa sampah dapur seperti pecahan gerabah dan keramik. In adalah bukti dahulu ada kehidupan di sekitar daerah ini, dan ketika tsunami semua barang-barang ini terdeposit.
 
Keramik-keramik ini juga bercerita, dari mana mereka berasal, kapan mereka dibuat, yang membantu ilmuan mengetahui sejarah tsunami purba (misanya yang diglaze paling bawah berasal dari cina, dan yang tidak dari india, kamboja. Hal ini juga penting bagi para arkeolog untuk mengetahui peradaban pada masa lalu.
Kami (Saya, kakak dan kedua tour guide kami, bang Syahrul dan bang Fauzi) berdiskusi " kira-kira di masa yang datang, apa ya sisa peninggalan tsunami Aceh 2004? Mungkin sendal jepit ini dan segala macam sisa-sisa plastik." Rasanya lucu membayangkan orang-orang masa depan sangat antusias menemukan sisa plastik pada lapisan tanah, sama seperti kami antusias menemukan sisa keramik sekarang.


Benteng Kuta Inong Balee yang berada di dekat lokasi penemuan lapisan tanah tadi.
koral juga dapat diteliti untuk mengetahui sejarah tsunami purba. koral muda (pori-pori lebih besar) yang mati dapat dijadikan patokan untuk penanggalan tsunami.
Di dekat lokasi juga ada benteng jepang. Di tempat ini di temukan banyak sekali lapisan-lapisan sejarah, mungkin dari awal adanya peradaban orang aceh, zaman perang melawan penjajah, sampai sekarang. 
Pada bagian lebih atas lagi, banyak koral di area bukit lamreh. Jauh mundur ke belakang lagi mungkin tempat ini adalah laut. Maha Besar Allah Pencipta Alam Semesta ini.
Di sekitar daerah ini juga banyak ditemukan makam-makam kuno. Misalnya yang ini, ragam hiasnya mengindikasikan percampuran budaya hindu, budha dan Islam. 
Di bawah sana dahulu adalah dermaga, warna air yang lebih muda, menandakan tak ada karang
di sana. Tak terbayang dahulu di sini banyak saudagar dari negeri yang jauh hilir mudik berinteraksi dengan orang-orang dahulu.
 Sebenarnya agak miris juga bila pada 2004 lalu, banyak warga aceh yang tak tahu arti kejadian tsunami, padalah alam sudah memberi tahu lewat lapisan-lapisannya. Hal lain yang paling penting adalah lokasi-lokasi seperti ini seharusnya bisa dijaga dan dikelola agar pesan-pesannya tersampaikan dengan baik.

Terima kasih buat tour guide kami!!

Ciao

No comments:

Post a Comment