Wednesday, 15 December 2010

Pixel Bride and Groom

Pasangan dengan pakaian adat Aceh

Selalu merasa sangat bersemangat melihat pasangan dalam busana adat Aceh, entah itu menonton pawai 17an di Jalan, penyambutan tamu, dan bahkan yang paling menggetarkan melihat pasangan pengantin dalam pakaian adat lengkap dan rangkaian bunga hidup yang semerbak.

Perempuan Aceh memakai celana tapi masih saja tampak anggun dengan atasan warna-warna mencolok bersulam benang emas. Selendang terselempang dipaha diikat dengan belt emas yang elegan.
Lelakinya memakai kopiah Meukeutop, semakin tampak gagah dengan rencong terselip dipinggang depan.

Dibutuhkan bagi perempuan Aceh untuk mengenakan baju adat dan hiasan kepala sekitar satu jam. Bagian paling rumit menusukkan bunga untuk menutupi sanggul (sungguh butuh perjuangan untuk menciptakan hiasan yang elegan)


Additional Information

Kostum adat Aceh dapat di sewa di penyewaan pakaian adat yang sangat mudah ditemui di Banda Aceh. Bisa juga memesan sesuai ingin (warna, bordir, dan ukuran) di toko souvenir atau membeli yang sudah jadi, untuk pakaian dan celana sekitar Rp.500.000,-

Desain Kaos

Model : Ana  Lokasi : Rumah Bu Yuk, Batoh, Banda Aceh  Tukang Foto : Ai  Kaos : temurui clothingline designed by tou

Ana dengan baju kaos warna hitam bergambar pasangan dalam pakaian adat Aceh, ceria menantikan pawai pakaian adat Aceh di pinggir jalan.
Pawai ini menampilkan banyak sekali pasangan dalam balutan pakaian adat berwarna-warni,  dengan hiasan rambut penuh aneka bunga, dan riasan muka penuh nuansa.

Ana tersenyum, membayangkan suatu saat mengenakan atasan hitam beledru dengan bordir benang mas seluruh badan.. aha.. cantik sekali



Komen Please..

Tou : “Bahkan dalam pixel berukuran besar, desain ini masih memperlihatkan ciri khas pakaian adat aceh masih terasa kuat..”
Ai : “ Jadi ingat waktu masih nari saman dulu di Adelaide, kostumya khusus dipesan dari Banda Aceh, warna warni..”

Funny Facts

Dahulu kala untuk menancapkan bunga di kepala digunakan batang pisang dan sekarang digunakan strefoam..
Dahulu kala bunga yang digunakan adalah melati wangi (Jasminum sambac) dan sekarang digunakan melati (Jasminum aemulum) yang bunganya lebih banyak tapi tidak wangi dan lebih lama layu.

Tuesday, 14 December 2010

Cakra Donya Bell


Cakra Donya Bell
Fakta  : Salah satu benda bersejarah milik rakyat Aceh, lonceng ini berasal dari negeri Cina yang dibawa oleh sultan Aceh Laksama Cheng Ho ke Pasai pada tahun 1524 sebagai Hadiah untuk Kesultanan Aceh. Lonceng ini berukuran, tinggi 1,25 m dan lebar 0,75 m (Arif, 2008 p.192)


How to get there

Alternatif satu :

Jalan Kaki dari Mesjid Raya : Menyeberang Jalan ke arah Peuniti, susuri sungai menuju Museum Aceh. Lonceng ini berada di komplek Museum Aceh. (perkiraan waktu : 10 menit)

Alternatif dua :

Naik Becak dari Simpang Lima : Ongkos becaknya Rp.7000 –Rp.8000. (perkiraan waktu : 10 menit)

Alternatif tiga :

Naik Labi-Labi dari terminal labi-labi pasar Aceh : Bisa naik jurusan seutui, ketapang, Lho’Nga turun di depan mesjid raya dan ikuti rute jalan kaki, ongkos labi-labi : Rp.3000. (perkiraan waktu : 15 menit)


Travel tips

Jangan lupa bawa kamera untuk berfoto di depan lonceng. Ada beberapa fakta menarik  untuk dibaca di dinding lonceng. Setelah selesai dapat meneruskan wisata ke Museum Aceh ,“Rumoh Aceh” (masih berada dalam satu komplek) dan Pendopo (Kuburan Raja dan Meriam)

Desain Kaos
Model : Fira   Lokasi : Rumah Bu Yuk, Batoh, Banda Aceh   Tukang Foto: Ai   Kaos : temurui clothingline designed by tou


Warna kaosnya biru dongker, desain loncengnya tersusun dari lonceng-lonceng kecil dengan warna warni pastel. Kaos ini nyaman dipakai dan memberikan suasana hati damai.

Fira yang jadi model sangat pas memakai ukuran s. Konsep fotonya dengan seikat bunga merujuk pada lonceng yang merupakan sebuah hadiah, hadiah selalu menyenangkan hati bila diberikan setulus hati. Sebuah

Kaos pasti akan menjadi hadiah terindah untuk orang-orang tercinta, dipakai kapan saja, mengingatkan akan gema sebuah lonceng yang tak lagi dipukul tapi suaranya terasa lembut menyapa. 





Pengen Tau..

Tou : “ Gimana ya kalau loncengnya dipukul ?  pengen dengar suaranya..”

Ai :” Hmm, pasti proses pembuatan dan transportasi lonceng dari Cina ke Aceh sangat menarik, jadi pengen kembali ke masa itu dan ngambil foto-fotonya.. he..he..”

Reference :

Arif, K. A. 2008, Ragam Citra Kota Banda Aceh, Pustaka Bustanussalatin : Banda Aceh, pp.357