Wednesday 26 March 2014

Meaningful Art

Disclaimer: Sudut pandang tulisan ini agaknya adalah sudut pandang awam, tapi mungkin lebih baik seperti itu karena orang awam lebih banyak di dunia ini...

Bahasan ini tiba-tiba muncul di kepala saya setelah begitu sering mondar-mandir ke museum.

" Look at this painting! you see the line here. It represents the emotion of sadness, the colors seem like they want to express their sadness, so deep sadness...." terang seorang tour guide museum pada sekelompok tourist ketika menjelaskan sebuah gambar abstrak yang terdiri dari warna gelap dan sebuah garis curvilinear. Setelah mendengar tourist-tourist pun berkata.berbisik wonderful...beautiful..awesome..

Ini adalah scene setiap hari di museum-museum dunia, terutama ketika sampai pada bagian contemporary art. Saya jarang mengikuti gallery tour semacam ini. Saya ingin menikmati gallery dengan versi saya sendiri, indra saya, rasa saya.

Terkadang jika berjalan dengan teman lainnya, mereka berkata saya tidak mengerti dengan karya ini, tidak mengerti maksudnya. Lalu saya bilang saya juga tidak mengerti. Lalu kami berlalu mencari karya lain yang kami suka dan kami kira bermakna walau hanya bagi kami.

Bagi saya, karya yang bagus adalah karya yang bagus, baik dari balik kacamata kurator maupun publik. karena yang bermain tidak hanya visual tetapi hati, dan semua orang mempunyai. Saya kurang setuju dengan konsep 'membangun narasi' ini. Walaupun ini memang salah satu konsep contemporary art, tapi bagi saya, ini sedikit mengelabui, karena menutupi keterbatasan dengan cerita-cerita yang dikarang.

Saya juga mengerti bahwa "cerita dibalik sebuah karya memang penting" ia menjadi konsep utama, namun mungkin akan lebih baik cerita-cerita ini tidak melampaui nilai dari karya itu sendiri Entahlah...

Lari Sebentar: Menikmati Festival Bunga dan Taman

Ah.. Minggu ini tugas mengantri minta dikerjakan, semuanya merengek-rengek mengusik ketenangan. Tapi sayangnya mereka layaknya bayi, sehingga saya tak mengerti apa yang mereka inginkan. Jadi untuk menenangkan mereka sejenak, saya bawa mereka ke taman, melihat warna-warni, tenggelam sebentar dalam balon-balon sabun, menghirup udara yang segar, menenggak sedikit susu inspirasi yang mudah-mudahan bisa meredakan kepanikan..

Rangkaian bunga dari florist sekitar melbourne. Mengingatkan masa-masa magang di MJ Flora dan Old Westbury juga OFA


Tanaman-tanaman lokal

Kerjaannya anak-anak RMIT




Bangunan tempat pamerannya juga keren, telah dinobatkan menjadi warisan dunia





 Meanwhile, outside the building




Berbagai stall produk berkaitan dengan taman


Pameran taman dari beberapa firma desain lanskap

kalau yang ini punyanya unimelb








 Artwork di taman


Mudah-mudahan setelah berjalan-jalan sejenak, bayi-bayi ini sedikit tenang dan memberikan ruang untuk saya memberikan cinta pada mereka pada tiga hari ke depan. Semangatlah... 

NB: Saya suka dengan foto terakhir ini, sesederhana mencipatakan slope berumput di taman, mengundang banyak orang untuk duduk menikmati taman....


Monday 24 March 2014

Mengunjungi taman atap...

Taman Atap di kampus Burnley University of Melbourne



Saman: Take it Seriously

Sabtu lalu grup saman kami memeriahkan acara Alun-alun di Konjen Indonesia di Melbourne. FYI, alun-alun adalah acara penyambutan mahasiswa indonesia baru di Melbourne. Berbagai komunitas mahasiswa  (PPIA) di seluruh melbourne ikut serta dalam acara ini.

Penampilan kali ini cukup membuat gugup karena semua anggota sudah berkomitmen untuk lebih serius untuk menampilkan yang terbaik. Well, I think it was successful performance, though. Kalau mau lihat videonya ada di sini 

Gambar saman saya dipakai untuk dekorasi meja
kemeriahan acara
photo by widi
Ciao..

Mengunjungi children book festival Melbourne

Sejak dulu saya memang senang buku anak-anak, terutama yang bergambar. Tidak usah banyak berbahasa, gambar-gambar bercerita lebih banyak. Beberapa waktu lalu di kota penuh festival ini, sebuah acara tentang buku anak ini diadakan. Tanpa membuang kesempatan, saya mengunjunginya. Bertempat di State Library of Vic, beberapa rangkaian acara yang menarik minat anak-anak ini diselenggarakan. Sebagai penyangkalan dari umur yang sudah terlanjur tua, sayapun ikut menikmati acara. Walau tak seberani mereka untuk melompat sana-sini, atau bertanya ini itu. Ada bagian diri saya yang bilang mari bersikap dewasa, walau sebenarnya juga masih bingung apa artinya, dan sampai sekarangpun saya selalu ingin menjadi kembali muda. Ah...

Di luar, berbagai pertunjukan musik berjalan meriah..
Pameran beberapa ilustrator asal Australia
beberapa ilustrasi favorit saya


The Sign.
 Berikut adalah kegiatan dalam festival yang paling menarik menurut saya. Judulnya Kids Own Publishing.
Jadi seperti sebuah pabrik buku cerita, anak-anak diajak membuat buku cerita sendiri. Meja-meja di set mengikuti alur kerja pembuatan buku cerita. Meja pertama, untuk melipat kertas menjadi bentuk buku. Meja kedua untuk memilih sebuah objek dari dalam kotak ajaib yang akan dijadikan ide cerita. Meja selanjutnya untuk menggambar dan menulis cerita, begitu seterusnya sampai seluruh lembar halam terisi dan buku cerita selesai. Ada satu hal yang sadari setelah melihat proses bekerja anak-anak ini. Mereka sangat spontan dan cepat mengambil keputusan. Suatu kualitas yang telah lama hilang dari diri saya, mungkin kalau saya ikut dalam acara ini di usia sekarang, sampai selesai acaranya pun bukunya belum jadi. Terlalu banyak ketakutan yang menjadikan banyak keraguan. Takut salah atau takut dihakimi salah, takut tidak bagus, takut kecewa dan sebagainya. Bagaimana kualitas ini hilang bersamaan dengan bertambahnya umur memang hal yang disayangkan. Ah... saya ingin ke masa itu.....

Beberapa hasil buku cerita anak-anak
Sibuknya di kids own publishing room...
 Di luar.....
Siapa sangka, menempelkan potongan-potongan koran di labirin lakban,bisa menjadi kegiatan yang begitu menyenangkan
Walau mulai musim gugur dan udara dingin, banyak orang yang mengunjungi festival
Suatu saat nanti saya ingin buat acara seperti ini di Indonesia..
Ciao...