Wednesday 5 March 2014

Find your tribe...

Beberapa waktu lalu saya menonton salah satu seri ted talks berjudul find your tribe. Pesannya sebenarnya sederhana yaitu temukanlah 'tribe' mu agar hati bahagia dan merasa menjadi bagian dari dunia. 'Tribe' di sini bukannya suku bangsa atau ras, namun kelompok orang yang punya kesamaan minat.Entah mengapa hal ini menjadi penting buat saya, karena terkadang saya merasa sedikit berbeda, paling tidak dari orang-orang di sekitar saya. Dan hal ini terkadang menjadi penyebab rasa sendiri yang akut.

Terkadang orang menganggap saya aneh karena tidak mengetahui suatu hal yang mereka kira adalah hal yang umum untuk diketahui, atau sebaliknya merasa aneh karena saya menyukai hal-hal yang tidak biasa disukai orang umum. Contoh sederhananya seperti buku yang saya baca, atau film yang saya suka. Namun tentunya tidaklah tepat memilih-milih teman karena alasan sesederhana berbeda selera. Mengerti bahwa setiap manusia berbeda dan patut dihargai adalah hal yang esensial. Sementara sikap lentur juga terkadang dibutuhkan untuk melihat perbedaan ini.

Kembali pada video ted talks, sang pembicara menyarankan agar kita mencari dengan aktif kelompok kita itu, Ia memberi contoh akan kegemarannya pada hal-hal yang menyangkut zaman medieval. Sebelumnya ia tidak menyangka bahwa ada kelompok di luar sana yang mempunyai kegemaran yang sama dengannya sampai ia menemukan sebuah acara tentang medieval. Di sana dia menemukan 'tribe'nya, orang-orang yang mencintai dan menerapkan gaya hidup di era medieval. Dari cara bercocok tanam, mengolah kayu (carpentry), pandai besi, dsb. Dia merasa senang sekali setelah itu, ada tempat baginya untuk berbagi suatu kesamaan.

Paradoks unik dan umum pada orang-orang 'aneh' ini saya kira cukup menarik. Di satu sisi, kita berbeda sendiri, unik ataupun aneh. Namun di luar sana banyak orang-orang yang memiliki keunikan ataupun keanehan yang sama dengan kita. Yang perlu dilakukan adalah mencari mereka. Tujuannya adalah lebih sederhana, bersama kita lebih kuat dan menghindari perasaan terpinggirkan karena kita berbeda, atau apabila dilihat dari kaca mata yang lebih positif, membuat kita bangga karena kita menjadi bagian dari orang-orang yang bukan kebanyakan.

"Lu  tahu pemeran harry potter gak?"
"Gak, gw gak ngikutin filmnya"
"Ah lu gak gaul, itukan box office"
"Ooh..."

Setelah di Melbourne saya menjadi sadar bahwa saya telah jauh dari 'tribe' lama saya yang menyenangkan. teman-teman 43 ARL IPB. Dulu saya bagian dari teman-teman yang gila, pantang menyerah, dan terbuka dengan semua kemungkinan. Ada kehilangan, tapi mungkin itulah bagian dinamika menjadi manusia.

Di sini saya mulai mencari kembali tribe-tribe saya. Beberapa sudah ketemu beberapa belum. Kalau boleh didaftar, ini beberapa di antaranya:

Tribe orang-orang yang suka buku cerita bergambar dan membuatnya (sudah ketemu)
Tribe orang-orang yang suka menari (sudah ketemu)
Tribe orang-orang yang selalu bingung memulai dan menjaga percakapan ringan (belum ketemu)
Tribe orang-orang yang suka menonton film-film festival daripada film hollywood (belum)
Tribe orang-orang yang suka mengunjungi museum (belum)
Tribe orang-orang yang suka dengan budaya tradisional (belum)
dan masih akan panjang lagi daftarnya.

Jika ingin melihat video ted talksnya bisa di sini

Ini foto saya dengan salah satu tribe saya..

Grup Tari saman setelah perform di konjen melbourne

1 comment: