Cakra Donya Bell
Fakta : Salah satu benda bersejarah milik rakyat Aceh, lonceng ini berasal dari negeri Cina yang dibawa oleh sultan Aceh Laksama Cheng Ho ke Pasai pada tahun 1524 sebagai Hadiah untuk Kesultanan Aceh. Lonceng ini berukuran, tinggi 1,25 m dan lebar 0,75 m (Arif, 2008 p.192)
How to get there
Alternatif satu :
Jalan Kaki dari Mesjid Raya : Menyeberang Jalan ke arah Peuniti, susuri sungai menuju Museum Aceh. Lonceng ini berada di komplek Museum Aceh. (perkiraan waktu : 10 menit)
Alternatif dua :
Naik Becak dari Simpang Lima : Ongkos becaknya Rp.7000 –Rp.8000. (perkiraan waktu : 10 menit)
Alternatif tiga :
Naik Labi-Labi dari terminal labi-labi pasar Aceh : Bisa naik jurusan seutui, ketapang, Lho’Nga turun di depan mesjid raya dan ikuti rute jalan kaki, ongkos labi-labi : Rp.3000. (perkiraan waktu : 15 menit)
Travel tips
Jangan lupa bawa kamera untuk berfoto di depan lonceng. Ada beberapa fakta menarik untuk dibaca di dinding lonceng. Setelah selesai dapat meneruskan wisata ke Museum Aceh ,“Rumoh Aceh” (masih berada dalam satu komplek) dan Pendopo (Kuburan Raja dan Meriam)
Jangan lupa bawa kamera untuk berfoto di depan lonceng. Ada beberapa fakta menarik untuk dibaca di dinding lonceng. Setelah selesai dapat meneruskan wisata ke Museum Aceh ,“Rumoh Aceh” (masih berada dalam satu komplek) dan Pendopo (Kuburan Raja dan Meriam)
Desain Kaos
Model : Fira Lokasi : Rumah Bu Yuk, Batoh, Banda Aceh Tukang Foto: Ai Kaos : temurui clothingline designed by tou |
Warna kaosnya biru dongker, desain loncengnya tersusun dari lonceng-lonceng kecil dengan warna warni pastel. Kaos ini nyaman dipakai dan memberikan suasana hati damai.
Fira yang jadi model sangat pas memakai ukuran s. Konsep fotonya dengan seikat bunga merujuk pada lonceng yang merupakan sebuah hadiah, hadiah selalu menyenangkan hati bila diberikan setulus hati. Sebuah
Kaos pasti akan menjadi hadiah terindah untuk orang-orang tercinta, dipakai kapan saja, mengingatkan akan gema sebuah lonceng yang tak lagi dipukul tapi suaranya terasa lembut menyapa.
Fira yang jadi model sangat pas memakai ukuran s. Konsep fotonya dengan seikat bunga merujuk pada lonceng yang merupakan sebuah hadiah, hadiah selalu menyenangkan hati bila diberikan setulus hati. Sebuah
Kaos pasti akan menjadi hadiah terindah untuk orang-orang tercinta, dipakai kapan saja, mengingatkan akan gema sebuah lonceng yang tak lagi dipukul tapi suaranya terasa lembut menyapa.
Pengen Tau..
Tou : “ Gimana ya kalau loncengnya dipukul ? pengen dengar suaranya..”
Ai :” Hmm, pasti proses pembuatan dan transportasi lonceng dari Cina ke Aceh sangat menarik, jadi pengen kembali ke masa itu dan ngambil foto-fotonya.. he..he..”
Reference :
Arif, K. A. 2008, Ragam Citra Kota Banda Aceh, Pustaka Bustanussalatin : Banda Aceh, pp.357
No comments:
Post a Comment