Beberapa
waktu lalu saya dan keluarga berkunjung ke Tapaktuan. Dalam perjalanan
dari Banda Aceh saya dan keluarga mengunjugi beberapa tempat menarik. Tempat-tempat ini bercerita tentang alam dan budaya lokal.
MENCARI TENUN DI LAMNO
 |
Seorang pengrajin tenun di Lamno |
 |
Ibu-Ibu sedang membuat topi bersawah (Lamno) |
 |
Rumah Aceh di Lamno |
 |
Buah jeruk bali yang dibungkus dengan bahan alam, di halaman rumah (Lamno) |
MENGUNJUNGI PENGRAJIN KASAB DI DESA SAMADUA, TAPAKTUAN
 |
Pengrajin kasab di desa Samadua dekat Tapaktuan |
 |
Ayu-ayu berbentuk burung digunakan sebagai penghias pelaminan |
 |
Kasab yang sering dipesan oleh para petinggi, melambangkan kekuasaan |
 |
Kini pengrajin lebih sering menggunakan benang gim, benangemas asli (yang lebih tipis) kini sudah sulit ditemukan di pasar |
 |
Kerja yang tekun dan teliti, menghasilkan karya yang indah |
MELIHAT GERABAH DI DESA GUNUNG CUT, TAPAK TUAN
 |
Bermacam gerabah yang dihasilkan oleh pengrajin |
  |
hasil produksi kelompok pengrajin ini |
 |
Dengan bekal pelatihan di Yogya, kini pengrajin memadukan kaca warna pada karyanya |
  |
Ini digunakan untuk memasak (memurnikan) emas. Konsumennya penambang emas tradisional di Sawang |
|
|
 |
Geulayang aceh di dinding rumah pengrajin gerabah |
TAPAK RAKSASA SI TUAN TAPA
 |
pemandangan dari objek wisata tuan tapa |
 |
Situs Tuan Tapa, berupa cetakan tapak kaki yang melegenda |
MENIKMATI
SUNRISE DI TAMAN KOTA TAPAK TUAN
 |
Taman Pinggir Pantai Tapak tuan |
 |
Menikmati matahri terbit dari pinggir taman |
 |
Pemandangan ke arah laut dari piggir taman |
 |
Bunga matahari menghiasi sudut taman. |
PANTAI-PANTAI TAPAK TUAN
 |
Jejak kepiting kecil membentuk pola yang menarik |
PEMANDIAN PUTRI NAGA YANG MENYEJUKKAN
 |
Mata air di bawah batu yang menjadi sumber air |
 |
Bapak ini sedang memetik nangka dengan galah, ada kenduri katanya, mau masak gulai nangka |
RUMAH DUA TINGKAT TAPAK TUAN
 |
Bangunan kayu dua tingkat yang menjadi khas tapaktuan |
|
 |
Harus dipreservasi. Mudah-mudahan tidak diubah jadi bangunan batu seperti di mana-mana |
KAPAN KITA JALAN-JALAN LAGI?
No comments:
Post a Comment