Thursday 25 July 2013

Dockland Tour

Sudah dua hari ini saya mengikuti program orientasi Melbourne School of Design. Bertemu teman-teman satu fakultas, dari bidang arsitektur, lanskap arsitektur, urban planning, urban design, property, construction management. Hal yang menarik di hari kedua ini, khusus mahasiswa internasional, kami di ajak ekskursi ke Dockland, salah satu redevelopment project area di Melbourne. Pemandu turnya adalah orang yang langsung berkecimpung langsung dalam perencanaan area ini. Saya belajar banyak dari penjelasannya. Sangat menarik namun terkadang karena keterbatasan saya dalam berbahasa Inggris ada bagian-bagian yang 'lost in translation'. Namun terlepas dari itu saya ingin berbagi tentang apa yang ia katakan.

//Sedikit Back Ground//
Dockland adalah kawasan yang dulunya adalah pintu gerbang masuk barang-barang ke Melbourne, namun kemudian bergeser fungsi menjadi daerah pengembangan baru yang terdiri berbagai macam penggunaan lahan, dari residensial, komersial, sampai daerah wisata. Dalam proses pengembangan kawasan ini, banyak hal-hal yang direncanakan ternyata tidak sesuai dengan rencana yang diharapkan. Lahan-lahan yang penggunaannya tak sesuai harapan, tanaman-tanaman yang susah tumbuh, sampai masalah-masalah sosial.
Namun dari sana Dockland berbenah walau terkadang tersandung masalah politisasi dan kebijakan. Selalu menarik mendengar kisah orang-orang yang tak hanya tau teori, tapi langsung terjun ke lapangan...Ini adalah beberapa poin yang pelajari hari ini.

in progress





//Persepsi tentang Open Space//
Bukankah bagus kalau kita punya open space yang banyak? Ternyata tidak selalu poinnya sebenarnya bukan di kuantitas tetapi di kualitas dalam artian fungsi dari open space itu sendiri. Di Dockland banya open space yang dibangun, namun tidak sesuai yang diharapkan, misalnya ada sebuah piazza yang sangat dingin musim dingin karena berada pada lorong angin, dan sangat panas pada musim panas, bahkan tidak mungkin duduk di piaza itu untuk menonton konser seperti yang direncanakan.
Ini adalah open space yang kurang berhasil, idenya open space ini adalah IT space, hub dimana orang-orang bisa mengakses hotspot, dll. tapi fungsi ini tidak terdefinisi dengan jelas. Walaupun mereka memberi elemen desain interaktif pada lantai dan dinding ruang, makna ruangnya tak tergambarkan. Satu hal lagi banyak open space kecil-kecil seperti ini di Dockland, sekilas kalau mendengar banyak open space, saya berpikir pasti banyak orang yang duduk-duduk, menikmati, Tapi ternyata tidak selalu, ketika ia tiba pada kenyataan, bukan hanya gambar rencana, bisa jadi ia tak seperti yang diharapkan.
//Way Finding System//
Dalam urban planning ada sebuah rahasia umum. Kalau perencana menggunakan wayfinding system dalam mengarahkan orang. Dalam sense tertentu perencanaan mereka telah gagal. Hal ini karena mereka gagal mendefinisikan ruang-ruang lewat perencanaan. Mereka gagal menerapkan prinsip hirarki. Sebagai contoh jika jalannya lebar, maka sensenya adalah kawasan-kawasan yang lebih komersial, namun ketika jalannya dibuat lebih sempit, artinya menuju lokasi-lokasi residensial..kira-kira seperti itu.
//Active Frontage//
Ini adalah konsep fasad bangunan, terutama pada lantai dasar. Konsep ini membuat bangunan mempunyai nilai yang lebih untuk manusia. Contohnya seperti ini bila kita melewati bangunan yang covernya hanya kaca pasti kita akan cenderung berlalu begitu saja (kecuali kalau toko dengan display oke kali ya..heee), tapi ketika ketika ada bangunan yang fasadnya berbeda kita akan lebih aware dengan bangunan itu dan nilainya untuk manusia akan lebih tinggi. Kepiawaian menggunakan material sangat penting disini. Konsepnya sangat bagus untuk area komersial. Pelalu lalang akan dapat berinteraksi dengan fasad bangunan tak jarang menyebabkan mereka tertarik untuk masuk ke bangunan
//Traffic Jam is good//
Kidding? Dari segi komersial jika kalau banyak mobil-mobil berjalan perlahan maka akan lebih tinggi kemungkinan mereka untuk berhenti dan berbelanja.. ha...ha... Konsepnya bagus ketika kita merencanakan jalan dengan desain tertentu yang bisa mengontrol kecepatan kendaraan.
//Community Participation//
Sound really good concept. Tapi ketika sampai ke lapangan hal ini adalah hal yang sulit dilakukan karena setiap orang memiliki ide mereka masing-masing, dan untuk menyatukannya adalah hal yang luar biasa heboh. Bisa dibayangkan.
//Human Scale//
Sudah sering mungkin dengan istilah ini, tapi saya baru mendapatkan sensenya tadi.. aspeknya banyak, bisa jadi skala keruangan, bagaimana manusia merasa sebagai manusia di suatu tempat. atau yang lebih menarik bagaimana manusia merasa sebagai manusia dari perspektif sosial. 
Ini adalah sebuah taman pokot di dockland. dan dua foto dibawahnya adalah bangunan di kiri kanannya. yang manakah bangunan yang lebih humanis? Menurut sang pemandu adalah yang mempunyai balkon. karena ini desain balkon ini bisa mendorong komunikasi antara pejalan kaki dan dan orang yang berada dalam gedung. Contohnya jika ada orang yang ditodong di bawah trus dari balkon orang itu bisa berteriak "JANGAN GANGGU DIA" ha...ha
//Keep trying//
Ternyata setiap proses pengembangan area itu adalah proses pembelajaran. Trial and error.
Banyak lagi yang dijelaskan tentang bidang perencanaan ini yang membuat saya kembali semangat mempelajari bidang ini. Dan yang membuatnya sangat menantang adalah karena elemennya adalah hal-hal yang sangat dinamik, manusia dan alam. Saya melihat diri saya sendiri, bagaimana kalau mood saya hari ini sedang jelek, atau bagaimana kalau saya senang hari ini... Dari sisi alam bilang, mulai hari ini akan banyak hujan. Atau sang pohon sedang musuhan dengan tanah berpasir. Hal-hal seperti itu,, dan perencana,arsitek, arsitek lanskap mencoba untuk berkompromi dengan itu semua, lewat pola-pola sebelumya, yang terkadang bisa berhasil ataupun gagal. 
Saya teringat dengan kaos yang dipakai pemeran utama film CIN[T]A: GOD IS AN ARCHITECT. and HE IS A REAL GREAT ARCHITECT..manusia hanya dipinjamkan sedikit keahlian arsitek-NYA

Foto yang lain
Public Art
di bawah jembatan
Add caption
Other MSD students

Ciao...


No comments:

Post a Comment