Antara biru dan abu-abu
Saya akan bernyanyi tentang kisah yang berwarna abu-abu
Suatu hari, saya meminjam langit sebagai warna pastel kesukaan
Tapi air mineral yang coba saya minum tertumpah dan kertas saya menjadi abu-abu
Dari pada sedih tidak berpastel langit maka saya bernyanyi
Biru...
Biru...
Biru...
Abu...
Abu...
Abu...
...........................................................................................................
Bisu
Ia tidak berbicara, ia ingin, tapi ia tak bisa
Ia tak bisu, ia tak bisa
............................................................................................................
Racun manis, Madu pahit
Dalam pikirannya, ia menelan begitu banyak racun
Racun itu berupa madu-madu manis dalam stoples milik orang lain
............................................................................................................
Sang katak belajar berdagang.
Harga diri seekor katak sedang dipertaruhkan
Setelah hujan semalam, secara tak sengaja ia membual bahwa ia bisa terbang
Teman-temannya tentu tak percaya
Maka ditantanglah ia untuk terbang sore nanti
Melompat dari ujung jurang di ujung hutan
Di dalam rumahnya yang gelap, sang katak sedang menimbang-nimbang
Berapa harga yang pantas itu?
.............................................................................................................
Siapa yang salah?
Ibu, mengapa saya tak bisa terbang?
tanya seekor cacing.
..............................................................................................................
Bagaimana tetangga saya menikmati hidup.
Suatu pagi saya keluar rumah...
Seorang tetangga, dari balik jendela berkata, nikmati hari ini! cerah! berlimpah cahaya!
Siangnya saya basah kuyup berlari menuju rumah karena tiba-tiba hujan lebat turun tak berperingatan.
Tetangga itu, dari balik jendela berkata, nikmati hari hujan ini! bersantai! di rumah! minum teh! nonton TV!
Sorenya hujan reda dan saya harus keluar rumah membeli kopi yang persediaannya sudah habis, padahal sedang sangat malas keluar, teranja dengan sofa dan teh hangat sehabis hujan
Ketika mengunci pintu rumah, tetangga yang sama berkata, nikmati sore ini! udaranya segar! bebas polusi!
Sepulangnya di kala malam, tiba-tiba lampu di komplek kami mati, padahal ada film yang harus saya tonton.
Dari seberang jalan, sayup-sayup saya dengar. Nikmati malam gelap ini! cuci kaki! gosok gigi! tarik selimut! berangkat ke negeri mimpi!
...............................................................................................................
Gelang emas dalam tong sampah
Setiap benda harus diletakkan pada tempat yang benar
Jangan letakkan pensil di dalam kulkas
Buah apel di dalam mesin cuci
atau kaus kaki dalam bak mandi
Setiap benda harus diletakkan pada tempat yang benar
...............................................................................................................
Bisu 2
Ia hanya tahu tiga kata
Ia tak banyak bicara
...............................................................................................................
Kita (Pemilik kepala dan makhluk-makhluk yang sedang sibuk di dalam kepala)
Kata-kata hilang dalam ruang-ruang gelap di balik kepala
Di mana makhluk-makhluk kecil sedang sibuk buka tutup laci mencari sesuatu
Mereka kasihan pada pemilik kepala yang gagu dan ragu
Mereka, makhluk-makhluk kecil ini, telah lelah tapi tetap membongkar ruah semua isi laci
Mereka mencari berkas yang tepat yang diharapkan pemilik kepala
Mereka sangat sayang dengan pemilik kepala