Wednesday 21 August 2013

Luna Winter Night Market dan Secuil kisah Galau

Setelah seminggu bergelisah ria dengan tugas-tugas pertama, akhirnya malam ini saya bisa sedikit bernafas lega. Dalam presentasi informal dan diskusi dalam tutorial tadi sore, saya baru sadar, bahwa ternyata murid lain juga menghadapi tantangan yang sama beratnya dengan saya, selama ini saya berfikir bahwa saya orang yang paling dodol di kelas, dan ternyata semua orang dalam track yang sama. Dodol. 

Dalam perbincangan via skype dengan kakak saya (kebanyakan berisi keluh kesah) kami menemukan beberapa kata kunci dalam kegalauan parah saya menghadapi kuliah di UniMelb ini, pertama adalah ikhlas yang kedua adalah sabar. Ikhlas dalam menjalani ini semua, dan sabar untuk setiap prosesnya. Ya, terkadang saya memang tidak sabar, saya ingin yang terbaik, tapi saya tidak sabar, dan tidak tahu caranya. Jurang ini akhirnya membuat galau gelisah yang gempita ini terus menggerogoti kepercayaan diri yang tersisa.

Malam tadi juga ada pertemuan Aus-Aid dan saya bertemu dengan teman-teman lainnya. lagi-lagi saya terasa terhibur dengan kisah galau teman-teman lain tentang studinya. Bukannya apa-apa, saya merasa bahagia untuk diri saya sendiri, karena ini berarti saya 'normal'. Tapi tentulah hal ini bukan hal yang baik untuk terus diamini, keseimbangan antara sadar dan bergerak maju harus terus diupayakan. Saya jadi ingat waktu kuliah S1 dulu, ketika tugas menumpuk dan menunggu untuk dikerjakan. Kalau sudah begini, cara yang paling baik untuk melipur hati adalah dengan mencari sahabat yang senasib "Gue belom siap tugas loh, lu gimana?" kalau ada jawaban "sama! gue juga belom" maka tenanglah hati, tentramlah jiwa (sedikit).

Pada akhirnya, berbicara tentang kegalauan ada satu hal yang perlu kita percayai, bahwa diri kita tak akan mengecewakan kita (kakak saya, 2013) dan ternyata hal ini memang benar. Beri diri kita waktu, ia berproses dengan caranya sendiri, terkadang kita tak sabar dan memaksakan kehendak, dan galau itu akan mengambil keuntungan dari konflik ini. Berdamailah, dengan diri kita sendiri, ajak ia bicara biar saling mengerti, dan semuanya akan baik-baik saja.

Terakhir untuk menghibur diri dan memberikan reward kepada diri saya karena telah menyelesaikan salah satu tugas, saya ikut teman-teman indonesia saya ke Luna Winter Night Market, festival makanan, musik, seni, dan sebagainya. 

pasar disulap jadi area buat acara
music stage
silent disco (interesting)
satu dari food stall yang unik
Grup tanjidor dan ondel-ondel versi Melbourne
One man band

suka interiornya yang dibuat dari kayu bekas packaging barang


Finally try the silent disco, quiet happy.....

Ciao

1 comment: