Friday, 21 February 2014
Second Blog (Pujodroe)
Akhirnya saya punya blog baru yang memuat semua semua art project saya. Mulai dari gambar, buku cerita anak, buku puisi, ilustrasi, sampai proyek desain grafis. Ide ini muncul setelah bertualang di dunia maya dan menemukan blog-blog milik seniman dunia yang keren-keren. Awalnya saya takut untuk membuat blog ini. Sebuah kenangan buruk, pernah diplagiat waktu SMA dulu, menjadi pematah ide saya untuk mewujudkan impian 'art blog' ini. Bagaimana kalau nanti ada orang-orang yang mencuri gambar saya, mencuri ide saya, mencontek, atau menjualnya kembali? Tapi agaknya semua paranoia ini perlahan menyurut dengan bertambahnya usia. Agaknya lebih baik bila berfokus pada proses mengekspresikan dirinya. Dan saya pikir, ketika saya takut dicontek, ditiru, dicurangi, artinya produktivitas saya sebagai seniman belum dalam level yang tinggi, masih sangat terbatas dan sempit. Artinya saya sibuk mengurusi apa yang telah saya punya, bukan berfokus pada ratusan ide apa lagi yang akan saya wujudkan. Toh dalam proses berkreasi ide bisa datang dari melihat hasil karya orang lain. Ketika saya memproteksi hasil karya saya, artinya saya tidak fair karena saya mencuri ide orang dan tidak membiarkan orang lain mencuri ide saya. Bukankah berbagi selalu menyenangkan? Biarlah kualitas yang berbicara.
Lagipula, ada sebuah pepatah mengatakan bahwa perbedaan anak mudah dan orang tua adalah anak muda selalu berbicara tentang masa depan dan orang tua selalu berbicara tentang masa lalu. Artinya kalau ingin menjadi orang muda tetaplah berpikir tentang apa yang bisa dikerjakan selanjutnya, dan bila tak ingin menjadi tua dalam usia muda berhenti terlalu merepotkan hal-hal kecil yang berada di masa yang telah lewat. Namun perlu digarisbawahi juga, bukan berarti acuh adalah pilihan yang paling tepat untuk masalah proteksi karya ini. Sekedar menuliskan nama atau membubuhkan stempel identitas di atas karya yang diterbitkan mungkin bisa menjadi usaha yang sederhana dan efektif (walaupun saya juga jarang melakukannya). Tapi kembali lagi ke perspektif awal, apabila berbicara tentang seniman yang original pastilah akan enggan dan malu untuk mencontek. Begitu banyak ide-ide berterbangan di luar sana. Mengapa harus mempermalukan dan merendahkan harga diri dengan mengakui hasil karya orang lain.
Dalam blog baru ini awalnya saya hanya ingin mengunggah karya-karya saja. Namun setelah berdiskusi dengan kakak saya, kami sepakat jika yang dilakukan hanya demikan, blog terasa amat hambar. Oleh karena itu saya menambahkan cerita dan konsep di balik suatu karya. Penceritaan tentang proses pembuatan dan filosofi dasar dari sebuah karya ini sebenarnya juga merupakan suatu usaha untuk menjadi lebih rendah hati, tak hanya pamer, namun juga berbagi ilmu dan ide tentang sebuah karya. Dan saya kira ini juga penting untuk diri saya. Tulisan ini menjadi rekam yang dapat merefleksi setiap proses kreatif yang pernah dilalui. Menjadi ide di masa yang akan datang sekaligus sebuah media untuk lebih mengerti diri.
Art blog ini sebenarnya adalah bentuk lain dokumentasi hasil karya.Sebelumnya usaha dokumentasi ini saya lakukan dengan membukukan semua hasil karya yang memang sebagian dimaksudkan untuk menjadi buku, seperti buku cerita anak. Saya ingin menghasilkan 1000 buku sepanjang hidup saya. Mungkin sekarang terdengar sangat tidak masuk akal, namun apa yang tidak mungkin dalam hidup. Sekarang saja saya sudah punya menghasilkan 30 buku. Jadi 970 bukan hal yang mustahil (optimis). Dan saya punya daftar panjang ide-ide buku yang belum terealisasi. Suatu saat akan. Jadi mungkin saja usia berapa nanti semua orang bisa melihat proses pembuatan 1000 buku di art blog saya..
Ide dari kebanyakan art project yang saya post di art blog baru saya adalah dokumentasi dari proses dan karya kreatif. Sebenarnya jika ditelusuri ke belakang ini adalah hasil positif dari sebuah trauma kejadian Tsunami tahun 2004 yang saya alami. Saya kehilangan semua foto-foto masa kecil saya ketika itu. Tak satu pun album foto terselamatkan. Padahal foto adalah dokumentasi penting untuk belajar dari kenangan. Berkaca dari pengalaman tidak menyenangkan kehilang tiket masuk ke memori masa lalu (a.k.a. foto), saya menjadi giat untuk mendokumentasikan hal-hal di masa lalu dalam bentuk seni. Bukan berarti saya memilih menjadi tua dengan mengenang-ngenang masa lalu. Tapi saya belajar dari masa lalu untuk belajar menjadi terus muda dengan menggandakan ide-ide untuk masa depan. Complicated.
Terakhir, saya mengundang semuanya untuk berkunjung ke blog baru saya di sini . Semoga bermanfaat...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment