Wednesday 12 February 2014

Wabi Sabi (Imperfection)

Wabi Sabi adalah suatu konsep dari jepang yang menekankan keindaan pada suatu yang tidak sempurna...
Konsep ini pertama kali saya tahu ketika menonton sebuah acara di NHK tentang pembuatan keramik dan gerabah. Keramik buatan sang artis memang tidak bulat sempurna, dan ada beberapa "cacat"nya. Namun kalau diperhatikan lebih dalam ada keindahan dalam ketidak sempurnaan itu.. Karya tangan buatan manusia yang tidak sempurna..

Wabi Sabi, entah mengapa masuk ke pikiran saya setelah sebuah kejadian yang menyedihkan. Buku yang baru saya beli dan saya sukai ketumpahan air di dalam tas, alhasil banyak sampulnya terkelupas sedikit dan kertasnya bergelombang. Padahal itu benar-benar baru, bahkan belum dibaca. Seharian saya jadi bad mood karenanya, tidak ingin melihat buku buruk rupa itu lagi... Tapi setelah tidur siang yang menenangkan, tiba-tiba saya teringat dengan konsep Wabi Sabi ini..

Saya lalu mulai menjemur buku dan kemudian menyetrika untuk mengurangi gelombang pada buku... pada akhirnya buku selamat dan dapat dinikmati kembali walau tidak semulus awalnya. Ketidaksempurnaan itu adalah bukti dari aktivitas dan keberadaan manusia. Buku itu dibaca.. buku itu digunakan.. dan saya menjadi menghargai ketidaksempurnaan itu.

Menulis ini saya jadi ingat kuliah seorang dosen.. Pada suatu kelas ia menampilkan koleksi fotonya tentang elemen lanskap yang sudah tidak sempurna. Kursi batu yang sompel, baut yang hilang, warna path yang pudar, dsb. Lalu dia bilang itulah "trace of human". Bukti keberadaan manusia di sana, bukti benda-benda itu digunakan. Kontroversi memang, di satu sisi manusia ingin sempurna, di satu sisi lagi manusia tidak bisa menyangkal bahwa mereka tidak sempurna.

Kembali ke Wabi Sabi tadi, walau saya menerjemahkannya dalam arti yang sangat luas, saya kira konsep ini juga bagus digunakan untuk memaknai segala kekurangan kita. Bukan suatu bentuk pemakluman semata, tetapi suatu bentuk dari kerendahan hati dan kesyahduan dalam mengarungi segala ketidaksempurnaan. Seperti buku saya, hidup terkadang terkelupas dan bergelombang....

terkelupas....
kertasnya bergelombang

However, it is still a great book....
Ciao....

No comments:

Post a Comment