Hari jum'at selalu menyenangkan karena besoknya libur dan besoknya lagi libur lagi. Lumayan melelahkan minggu ini tapi sangat menyenangkan. Saya ingin berbagi beberapa cerita tentang kerjaan saya di sini selama seminggu, enjoy..
Senin: Bekerja dengan Will, kerjaannya weeding di samping mansion utama. Gulma yang disingkirkan adalah gulma yang berada di celah lantai batu. Mungkin akan terlihat sangat kurang kerjaan, tapi karena ini lokasi yang banyak dikunjungi orang, bosnya ingin lokasi ini tampil prima, sehingga gulma yang tak seberapa inipun harus dienyahkan (alat yang digunakan untuk pekerjaan ini khusus, bentuknya seperti pisau, sehingga bisa masuk di antara lantai batunya.
Setelah makan siang pekerjaan baru menanti, memangkas tanaman rododendron yang layu/kering/mati di tepi jalan menuju area kantor Old Westbury Garden (OWG). Saya bekerja 1 jam lebih lama pada hari ini untuk mengganti waktu kerja yang saya gunakan untuk sholat jum'at, jadi selama satu jam itu saya bekerja sendiri. Gergaji, pruner besar, pruner kecil adalah peralatannya. Well melakukan pekerjaan ini mengingatkan saya ketika harus menebang pohon cempaka di depan rumah saya. Ketika itu ibu saya menertawakan saya yang kesusahan menggergaji pohon itu, Ibu berkelakar 'anak laki kok, gergaji pohon aja gak bisa!) dan saya merasa malu ketika itu, he... Sekarang setelah dengan mudahnya bekerja memotong2 batang rododendron yang kurang lebih sama besarnya dan kerasnya dengan pohon rododendron ini, saya jadi berfikir ternyata peralatan yang tepat sangat membantu kita dalam bekerja. Saya menggunakan gergaji felco (tajam kuat, dan tangguh) untuk memotong batang rododendron dan Anda tahu apa yang saya gunakan ketika menebang pohon cempaka depan rumah? gergaji tipis, berkarat, meleot kesana kemari ketika digunakan (no offense) he....
|
Ini pruner saya dan sarungnya, brandnya felco, ukuran: 6 [maksudnya kecil, 2 bisa untuk apa aja, bingung juga bagaimana sistem penomorannya]) |
|
Ini si gergaji tangguh itu (merknya felco juga, made in swiss lo) |
|
Gergaji felco lagi geriginya saling silang, membuat menggergaji lebih gampang (ingat iklan sikat gigi) |
Selasa: Pengalaman pertama bekerja di Walled Garden bersama Kim (supervisornya). Walled Garden adalah salah satu taman yang ada di OWG (Old Westbury Garden) taman ini dikelilingi dinding dan mempunyai lay out taman formal, geometris gitu. Pekerjaan saya pada hari ini adalah menanam tanaman viola (pansy) beraneka warna. Tapi cuma setengah hari saja karena setelah makan siang, hujan turun sehingga saya diungsikan ke Greenhouse (menanam pada waktu hujan tidak begitu menyenangkan, karena tanahnya sangat basah, liat, dijamin bikin pakaian lebih kotor).
Pelajaran hari selasa salah satunya adalah tentang menanam bunga. Saya diajari Kim bahwa setelah mengeluarkan tanaman dari pot/ tray dan akan menamnya di lahan/taman yang sebaiknya dilakukan adalah memecahkan sedikit bagian akar dan tanahnya, dicubit-cubit sedikit "to encourage the root to spread outward, not just spin around in that box" Kim menjelaskan tujuannya. Mudah-mudahan mengerti ya, box itu tanah hasil dari jiplakan pot/tray maksudnya). Kata-kata encourage itu loh! saya membayangkan ratusan cacing dan hewan tanah lain menyemagati si akar untuk keluar menerobos tanah-tanah baru di sampingnya (ha..ha..dodol.com).
|
Ini jenis bunga yang saya tanam, namanya viola (pansy), warnanya macam-macam yang ini biru semburat kuning |
|
Ini adalah salah satu polanya, dan paduan warnanya, mereka memadukan tanaman sejenis african lily gitu warna ungu (bisa liat di buku galeri tanaman) dengan viola kuning. Paduan warna lainnya juga bagus-bagus |
|
Ini adalah peralatannya: shovel (sekop kecil) dan yang biru itu saya tidak tahu namanya tapi yang jelas bukan talenan, itu adalah alas lutut ketika menanam, jadinya celana tidak kotor |
Di greenhouse saya memindahkan tanaman yang telah berakar dari tray propagasi (media perrilite) ke tray tanam (media tanah). Beberapa tanaman itu merupakan hasil kerjaan saya kira-kira sebulan yang lalu (ketika pertama kali magang di sini), dan sedihnya beberapa ada yang tidak berhasil, akarnya tidak tumbuh (mungkin belum tumbuh). Mungkin tanaman/ pruning yang saya propagasi sudah terlalu tua, atau salah memotongnya. By the way, tidak apalah namanya juga belajar. Tapi taunya sebelum pulang si Scott (Supervisor green house) kembali meminta saya melakukan propagasi untuk tanaman salvia. Ternyata dia masih percaya saya untuk melakukan propagasi setelah kekurang berhasilan ini, he...(atau mungkin wajar ya kalau beberapa hasil propagasinya tidak tumbuh akarnya (lumayan banyak juga sih). Nanti kita tanya lagi pada Scott apa yang salah.
|
Saya sedang pruning tanaman salvia yang akan dipropagasi |
|
Ini tray propagasinya, medianya perrilite, yang kiri propagasi salvia, yang kanan sisa tanaman yang belum tumbuh akarnya (lupa nama tanamannya) |
|
Gambaran Greenhousenya Scott, di sini semua tanaman yang ditanam di OWG berasal (tapi tidak pohon-pohonnya)
|
Rabu: Hari yang tidak begitu baik. Saya kembali bekerja memangkas tanaman rododendron (baik rantingnya, daunnya, maupun batangnya yang mati/ akan mati) yang kali ini berada di samping mansion utama (jadi sangat-sangat visible). Mana di bawah hujan pula (kalau di ramalan cuaca bilang jenisnya shower, artinya hujan rintik-rintik gitu jadi seperti mandi pake shower, he... ). Sebagian besar tanaman rododendron ini sekarat, daunnya kering dan rantingnya mati.,Tempat ini benar-benar desperate dan membuat saya menjadi bad mood. Ternyata bekerja dikelilingi tanaman-tanaman yang mati, sekarat, sakit dapat mempengaruhi mood seseorang apalagi didramtisir dengan langit yang tak cerah dan mandi shower pula. Lengkaplah sudah.
Dalam keadaan ini saya jadi ingat tentang buku fengshui yang pernah saya baca, katanya jangan membiarkan tanaman mati tetap berada di taman/rumah. Saya bukan orang yang begitu mengikuti fengshui, tapi ternyata benar. Tanaman yang mati, atau apapun yang mati akan menguarkan energi yang negatif, menekan, dan tidak nyaman sehingga tidak baik membiarkannya berada di taman/rumah Anda .(Oh ya, katanya secara rasional fengshui memang ilmu tentang pengaturan yang berbasis dengan energi, aliran energi, dsb, jadi selama masuk akal sepertinya fengshui juga sangat menarik untuk dipelajari).
Well kembali lagi ke pekerjaan memangkas rododendron ini. Kata Will tanaman ini mati karena sudah terlalu rapat, terus tanamannya saling tumpang tindih yang satu nimpa yang lain, berebut matahari, dan juga diperparah dengan keberadaan beberapa gulma. Ada devil walking stick (gulma yang punya duri2 di batangnya, batangnya lurus vertikal tanpa cabang), trus adapula gulma pencekik yang melilit si rododendron (yang ini yang parah). Kesalahnnya mungkin karena tanaman2 ini kurang begitu diperhatikan dan ketika dicek, semuanya sudah terlambat.Kelanjutan nasib rododendron ini akan dibicarakan Will dengan Director of Horticluturenya OWG, jadi kita tunggu saja!
Kamis: Bekerja dengan Kim lagi di Walled Garden. Menanam ratusan viola warna-warni lagi. Saya suka paduan warna bunga-bunganya. Selain warna, taman ini memadukan berbagai macam bentuk, ukuran, dan volume tanaman. Kali ini saya banyak berbicara dengan Kim (Ternyata Kim tidak sedingin yang saya kira sebelumnya) Saya tanya Kim tentang historical garden. pertanyaannya sudah saya latih di rumah sejak dua hari sebelumnya (agar tidak salah, gagap, dan malu-maluin). Kira-kira pertanyaannya seperti ini:
Pembuka: I studied Lanscape Architecture in my country, there is subject about preserving historical and cultural landscape.
Inti: That make me curious is how far you can make a change or improvisation to all the element, things, here, because this is one of historical landscape, right! should be preserve! (sorry kalau tata bahasanya acak adul!he...
Untungnya Kim ngerti dan mulai menjawab.
Kim menjawab (terjemahan bebasnya): Sebenarnya jawabannya agak complicated, tidak bisa dipungkiri memang ada perubahan-perubahan yang terjadi, baik yang alami seperti pohon background walled garden yang terus tumbuh tinggi atau atau ada tanaman-tanaman yang mati karena usia. Adapula yang memang sengaja dirubah, terutama ketika OWG dibuka jadi taman publik 59 tahun lalu. Hal yang dirubah ini terutama adalah tanaman-tanaman border taman (tanaman-tanaman kecilnya). Tapi kalau hard materilanya semua masih asli (ada beberapa yang direstorasi) seperti pergola,trail, patung, dan kolamnya). Softscapenya ada beberapa yang udah diganti, misalnya beberapa pohon yang mati atau sakit. Namun intinya secara lay out taman ini sama seperti awalanya. Pohon pengganti kalau tidak dapat kita temukan lagi sekarang, akan diganti dengan yang paling tidak mirip dengan yang lalu. Di samping itu kalaupun harus mengganti tanaman , akan diselenggarakan rapat besar dulu. Garden comittee akan membahasnya. Jadi saya tidak bisa melakukan perubahan-perubahan sesuka hati saya. Batasan yang boleh saya lakukan adalah melakukan improvisasi pada tanaman bordernya, seperti tanaman-tanaman yang kamu tanam hari ini viola, dsb.
Selain itu, karena merupakan taman yang dimaksudkan untuk show garden, maka tanaman-tanaman border ini akan diganti setiap musim (semi, panas, gugur) dan kamu akan lihat bagaimana taman ini akan berubah dari hari ke hari), karena bunga dan tanaman-tanamannya akan bergantian tumbuh. dan tugas tahunan bahkan bulanan saya adalah terus memantau, mengevaluasi tanaman-tanaman ini. Well, begitulah kira-kira..
Saya bertanya lagi: Ada tidak catatan/site plan gitu tentang taman ini ketika awal dibangunnya?
Kim bilang: saya tidak pernah lihat sih, dan saya tidak tahu. Tapi saya punya rekaman blue print dari desainer yang kerja di taman ini ketika awal dibuka jadi taman publik. Dan beberapa tahun lalu masih ada anak yang punya tempat ini dulunya(Peggie Phips, hidup hampir 100 tahun) jadi dia melakukan semacam restorasi dari rekaman ingatannya tentang taman ini
.
dan saya berkata: oooh.... setelah mengucapkan terima kasih saya kembali bekerja karena kalau bertanya terus akan seperti di kuliahan, dan pekerjaan saya tidak akan selesai2.
Setelah percakapan ini, saya jadi bisa mempunyai gambaran yang nyata tentang apa yang dikatakan dosen pelestarian lanskap sejarah & budaya saya di kuliahan dulu tentang bagaimana lanskap sejarah itu dilestarikan.
Potongan-potongan kalimat yang saya ingat dari kuliahan: memang agak susah mengembalikan 100% seperti awalnya.......tapi bagaimana sense itu bisa dibangun kembali........layoutnya tetap sama.......dicari tanaman atau bahan yang mirip (bentuk/sifat/warna) kalau tidak bisa ditemukan yang persis sama seperti awal.....terkadang susah karena tidak ada dokumen tentang bagaimana lanskap itu dulunya.....tapi bisa juga dilakukan dari rekaman ingatan orang-orang yang pernah berinteraksi dengan lanskap itu......
Dulu kata-kata Ibu Dosen itu dimengerti tapi masih abstrak tapi sekarang saya tahu maksudnya,.he....Terima kasih Bu Dosen karena telah mengajar saya, terima kasih OSU karena menempatkan saya di sini, dan terima kasih Allah atas segala nikmat yang Engkau berikan (kok jadi acara ngucapin terimakasih ya, he,,, kayak acara award2an aja).
Saya juga jumpa dengan beberapa volunteer yang kebetulan pada hari itu bekerja di Walled Garden. OWG memang membuka kesempatan bagi volunteer yang ingin membantu dalam merawat dan mengelola kebunnya. Kebanyakan mereka sudah opa-opa dan oma-oma, tapi mereka masih lincah-lincah lo. Hari ini mereka juga ditugaskan Kim untuk menanam tanaman-tanamn border. Saya jadi kepikiran mungkin kalau di Indonesia kakek nenek seusia mereka hanya tinggal di rumah, bingung mau ngapain, merasa sakit walaupun tidak sakit. Kalau ada kegiatan-kegiatan seperti ini tentunya positif ya..
|
Ini gambar 2 volunteer yang sudah opa-opa tapi masih lincah menanam viola |
Lanjut lagi cerita tentang kerjanya, Setelah break lunch kerjaan saya berubah menjadi weeding...dan weeding lagi...Oh ya pada hari ini saya juga kerja overtime 1 jam, kali ini karena diajak Maura ke Children Library. Ada program nanam tanaman oleh anak2 pada hari ini dan crew OWG diminta menyiapkan tanamannya dan membantu prosesnya. Lumayan banyak anak-anak yang ikutan acara ini. Hal yang membuat saya heran/kagum adalah ternyata peserta anak laki-lakinya lebih antusias, mereka menanam 2-3 pot, sedangkan yang perempuan hanya satu terus bilang 'wah tangan saya jadi kotor, harus cuci tangan setelah ini' ha....ha.... (jadi ingat postingan minggu lalu)
Jum'at: Kembali bekerja dengan Kim, Walled Garden, Planting. Sekarang menanam Allisus. tanaman groundcover bunga warna putih kecil2. Entah mengapa mendengar kata Alisus jadi teringan Alisa Subandono (apa hubungannya ya?). Kali ini Kim mempercayakan saya untuk mengatur tanamannya (tapi mengikuti pola yang diberikan) karena sebelumnya saya hanya tinggal menanam di tempat pot tanaman itu diletakkan. He,,, senangnya dipercaya.
Dalam percakapan hari ini Kim bilang cuaca akhir-akhir ini bagus buat beberapa tanaman. Cuacanya berganti perlahan-lahan, gradual, dan tidak terlalu cepat panas. Beberapa tanaman seperti Allisus yang bisa digolongkan sebagai half annual plant (kalau gak salah dengar ya! [artinya mereka butuh udara dingin]) kalau terlalu cepat panas mereka bisa jelek tumbuhnya. Saya lantas berfikir ternyata ketika orang-orang di sini mengeluh tentang udara dingin dan hujan yang terlalu lama berakhir ini, para tanaman pada senang karena bisa tumbuh sehat dan segar (Tuhan memang adil).
Siangnya setelah pulang sholat jum'at Anda tahu saya melakukan apa? Yup Weeding!weeding lagi..weeding lagi. Kim memberi tahu nama beberapa nama weed yang ada, sayangnya saya lupa!hee...
|
Ini si Alisus itu varietasnya snow carpet, ground cover |
|
Saya sedang menyusun si Alisus dan siap menanamnya |
|
ini salah satu sudut Walled Garden, warna-warninya akan lebih meriah kalau semua bunganya mekar |
|
Sudut lain Walled Garden yang biru itu adalah pergolanya. |
Begitulah pekerjaan saya minggu ini. Lelah tapi saya banyak belajar darinya. Btw kemarin saya kembali menonton 3 idiots dan ketawa-ketawa sendiri di kamar. Saya sangat suka film ini. Saya sangat suka pesan-pesannya. Belajar! ya belajar apa saja!ketika Rancho diusir dari satu kelas dia akan pergi ke kelas lain. Artinya belajar bisa dimana saja, apa saja, dari yang serius (seperti urusan lanskap sejarah tadi) sampai yang sederhana (cara menanam), dari yang spesifik (hortikultur) sampai yang sehari-hari (memasak, komunikasi, berhadapan dengan orang lain dsb).
Satu lagi pesan yang saya suka dari film ini jadilah apa yang kamu suka, karena bekerja akan seperti bermain dan akan banyak belajar darinya. Pak Ben di tempat magang saya dulu pernah bilang 'Be proud of your work' banggalah dengan pekerjaan kamu. Dengan begitu kamu akan selalu berusaha menghasilkan yang terbaik.
Saya senang dengan ide magang ini, magang adalah peralihan dari belajar di bangku kuliah ke dunia kerja yang konon katanya bagai rimba raya, saling terkam, saling gigit. Saya ingat ketika suatu kali tidak ada yang menjawab pertanyaannya seorang dosen. Lalu dosen itu berkata: 'kok gak ada yang jawab?takut salah? sekarang masih kuliah tidak apa-apa salah, nanti kalau udah kerja baru gak boleh salah'. See, dan saya senang karena saya sedang berada di antara kedua tahap ini (kuliah dan kerja) jadi saya tetap boleh salah sekali-sekali, dan dengan itu saya belajar darinya untuk tidak salah lagi ketika kerja, he...
Tetap semangat dan teruslah belajar teman...
Titou