Monday, 25 July 2011

Talk about garden again...(Proud to be Landscape Architect)

Lama sudah tidak menulis, apalagi menulis tentang gardening yang menjadi ide utama dari blog saya ini. Jadi teringat kata koordinator program magang ini dulu, katanya makin banyak yang berminat dengan program ini  dari tahu ke tahun karena selalu melihat foto-foto kakak kelasnya yang terlebih dahulu ikut program selalu jalan2 ke sana ke mari diupload di facebook atau blog pribadi mereka, foto bersenang-senanglah istilahnya. Jarang sekali ada yang mengupload foto-foto behind the scene dari jalan2 tersebut. Maksudnya bagaimana kerasnya kerja hingga punya uang buat jalan-jalan tersebut, dan bagaimana perjuangan 5 hari weekdays sebelum 2 hari weekend yang biasa dipakai buat jalan-jalan itu. Kata koordinator saya itu sekali2 foto dong waktu kalian sedang kerja, biar yang dilihat bukan yang enak2nya saja.. ha...ha... Faktanya ada beberapa alasan malas berfoto saat kerja adalah: 1. lama kelamaan kerja menjadi sesuatu yang rutin, dan siapa yang terlalu rajin memoto suatu yang rutin, bangun-sarapan-pergi kerja-kerja-pulang kerja-makan-tidur. 2 rasanya malas dilihat pekerja lain asik foto2an ketika kerja. 3 dan yang terpenting bagi saya pribadi, kadang2 kerja sendirian, ga ada yang bisa diminta buat fotoin, he...

Well untuk itu kali ini saya akan kembali ke jalur yang benar terkait ide dibuatnya blog ini, memberitakan  kegiatan gardening saya selama di sini. Cerita dan info berikut semacam review lah tentang OWG terkait arsitektur lanskapnya. Well enjoy:

Saya baru sadar betapa pentingnya peran landscape architect dalam merencanakan sebuah lanskap. Kenyataannya OWG ini ternyata dibangun oleh seorang designer, dia punya selera seni yang baik tapi dia bukan arsitek, jadi dia merencanakan baik rumah maupun kebun di OWG ini dan menyewa arsitek hanya untuk menggambar tekniknya saja. Setelah beberapa waktu berlalu ternyata ditemukan beberapa masalah yang timbul dari perencanaan ini. Kita akan lebih spesifik tentang gardennya. 2 masalah terbesarnya misalnya monokultur dan masalah di rose garden (Info dari bos saya). Tanaman khususnya pohon di OWG ini ternyata rendah akan keragaman. Hanya beberapa jenis saja. Bisa ditebak apa yang terjadi kalau keragamannya rendah, apabila ada serangan hama akan sangat mudah menyebar. Hal ini pernah terjadi beberapa tahun yang lalu ketika pohon Linden terserang hama dan kebun tampak aneh karena banyak pohon tak berdaun walau bukan musim gugur. 

Keadaanya makin rumit karena taman ini sekarang adalah taman yang nilai sejarah dan tercatat sebagai heritagenya NY, jadi tidak mudah menambah atau mengurangi pohon-pohon tersebut, mengubah lay out atau mengutak-atik taman terlalu banyak. Bos saya berkata untuk mengakalinya  dia mencoba untuk menyelipkan beberapa pohon-pohon dengan bentuk arsitektur yang sama namun dari jenis yang berbeda, apabila ada pohon-pohon yang mati, menambah beberapa pohon dari jenis-jenis berbeda dengan tidak mengubah lay out utama taman. Good effort though...

Kedua adalah rose gardennya. Idenya adalah membuat rose garden menjadi sunken garden. (lebih rendah dari permukaan tanah) Secara visual hasilnya memang bagus, Kita bisa melihat hamparan mawar saat berjalan menuju sunken garden ini. Tapi secara hortikultur ternyata ditemukan masalah, seperti tentang tanah menjadi terlalu lembab, penerimaan sinar matahari yang kurang, belum lagi erosi, dll. Musim mawar tahun ini dua bed mawar diistirahatkan karena diperkirakan ada masalah dengan tanahnya yang terlalu lembab dan sehingga memacu tumbuhnya bakteri yang membuat mawar tidak tumbuh dengan baik.

Saya baru nyadar ternyata pekerjaan jadi arsitek lanskap keren dan penuh tanggung jawab. Bukan sekedar gambar-gambar saja, semuanya perlu dipertimbangkan dengan direncanakan dengan matang. Setiap meletakkan sesuatu ada alasan dibaliknya. Well I hope I'll be good landscape architect one day.... Viva Landscape Architect!!

Love Gardening and Garden too....

No comments:

Post a Comment