Monday 20 June 2011

Terkadang saya ingin menulis puisi
Terkadang hanya dari selintas fiksi yang permisi lewat di benak saya setelah mendengar satu dua lagu
Terkadang bodoh
Terkadang tidak sinergi
Tapi bolehlah untuk sekedar dinikmati...



Rintik dan abu-abu akan bergerak silih berganti
Seperti cerita di layar kaca yang sunyi
Merekam cerita tentang sendu yang berkepanjangan
Saat dedaun terlepas dari rantingnya dan perlahan menghantam lantai hutan
Berdentum dalam senyap yang dalam
 --------------------------------------------------------------
 
Kisah yang gegap tentang pangeran yang kesepian
Dengan kuda besinya, menyisir hutan yang penuh ular
Dengan pedangnya, ditebas segala tanaman liar
Dan dengan semangatnya dikumpulkan keberanian
Melawati sungai dengan makhluk bertaring tajam
Tapi apa mau dikata, sepi dan semangat bukanlah dua kata yang padan
Sang pangeran hilang di tengah sungai yang riuh menjalar
 -----------------------------------------------------------------

 Bertanya tentang malam yang menjadi benderang karena kunang-kunang
Saat kita menggambar langit dengan telunjuk
Bertanya tentang malam yang tak lagi sendu karena sayap jangkrik yang beradu
Saat kita berbaring di rerumputan yang basah embun
Mengapa terus bertanya dengan indah yang sementara ini
Karena besok daun kering akan mengubur kita saat kau membuka mata
Dan aku tak akan pernah ada di sana
 -------------------------------------------------------------------

Coba pasang lagi semua lukisanmu di hati dan kepalaku
Mari masuk lagi ke galeri itu dan duduk bersila menatapnya
Apakah kau akan coba memecah sebuah kata
Karena di sini aku akan menunggu
Dalam galeri hatiku
Menatap lukisanmu.
--------------------------------------------------------------------

Suatu hari kulihat kau mewarnai langit dengan merah yang nyala
Kau berkata, persis seperti nuansamu ketika itu
Lalu kucoba menambahkan rona biru pada langitmu
Dan kemudian kau duduk di sampingku melepas sendu ungu langit kita
---------------------------------------------------------------------
Kau berdiri di bawah rintik daun bunga mawar merah jambu
Segar harumnya tak mampu membuatnya tetap rekat utuh bersama
 Dan angin memberi kesempatan bagimu dan mawar untuk berkenalan
Walau terkadang mawar harus menjadi rintik yang mendarat pada hitam rambutmu
Tak mengapa

-----------------------------------------------------------


Kita akan bertemu saat azalea kembali mekar esok tahun
Kita akan menikmati kontras biru langit yang memancar cerah
Kita akam menari dengan warna yang padu
-----------------------------------------------------------------------
Apa impianmu tentang mawar
Tak berduri jawabmu
Tak ada yang sempurna jawabku
------------------------------------------------------------------------
Mekar bermandi rintik hujan musim semi
Merengkuh jalin warna yang penuh
-------------------------------------------------------------------------
Berdiri kau di depan cermin kilau matahari
Lekuk tubuh indah terpancar dalam gelung jingga gaunmu
Kagum akan sederhana  sorot hitam tatapan itu
Menanti kekasih musim semi yang menyapa mesra
(Daffodil-Narcissus)
 ---------------------------------------------------------------------------

Rekah indahmu tersapu angin musim semi yang segera berganti
-----------------------------------------------------------------------------
Dari sudut ini aku memerhatikanmu
Tersipu kau tertiup angin musim semi
Hanya lewat lebah dapat kukirim kecup mesraku
(tentang dua bunga di sudut taman)
--------------------------------------------------------------------------------

No comments:

Post a Comment